Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ceritakan Keunikan India, Dosen UMM Sukses Jadi Youtuber

Kompas.com - 17/08/2021, 16:19 WIB
Mahar Prastiwi,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Siapa saja bisa menjadi seorang Youtuber. Asal punya sarana prasarana dan ide membuat konten kreatif, video yang dihasilkan pun bisa saja menghasilkan pundi-pundi uang dari Youtube.

Melalui video yang diunggah di channel Youtube, siapa saja bisa berbagai info menarik. Seperti yang dilakukan dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Mohammad Agoes Aufiya membagikan keunikan negara India di channel Youtubenya.

Selain menempuh studi doktoral di India, dalam kesehariannya, Mohammad Agoes Aufiya juga membagikan hal-hal unik yang dia temui.

Dikemas dalam ulasan yang menarik, channel Youtube milik Agus pun kini sudah memiliki lebih dari 499.000 subscriber.

Baca juga: Akademisi UI Teliti Terapi Sel Punca sebagai Solusi Antipenuaan

Membahas keunikan India di kanal Youtube

Dosen Prodi Hubungan Internasional UMM ini menjelaskan, ada berbagai alasan mengapa ia membuat konten tentang India. Selain karena sedang menempuh studi di negara Bollywood itu, India memiliki banyak keunikan yang menarik untuk diulas.

Menurutnya, ada banyak kontradiksi di negara tersebut. Misalnya saja masih ada yang menggunakan sapi sebagai penarik kendaraan padahal sudah ada kendaraan canggih MRT di ibukota New Delhi.

"Ada beberapa orang yang dikenal sebagai orang terkaya di Asia, tapi juga ada banyak masyarakat yang hidupnya pas-pasan bahkan miskin. Keadaan yang bertolak belakang inilah yang menjadikan negara Bollywood ini menarik dan unik," terang Mohammad Agoes Aufiya seperti dikutip dari laman UMM, Selasa (17/8/2021).

Agoes mengatakan, bahasa, budaya serta sistem pemerintah juga bisa menjadi bahan yang asyik untuk diceritakan di kanal Youtubenya. Agoes memberi contoh beberapa kata yang tidak perlu diucapkan ketika berkomunikasi. Cukup hanya dengan gesture kepala khas India.

Baca juga: Mahasiswa, Begini Peran Spesialis Kedokteran Olahraga bagi Atlet

Gunakan gesture khusus untuk berterimakasih

Misalnya ketika orang India berterima kasih yang seringkali disampaikan menggunakan gesture khas tersendiri.

"Jadi awal-awal di India, saya sempat heran karena orang-orang tidak mengucapkan terimakasih. Malah memberikan gesture geleng-geleng kepala. Hingga beberapa minggu kemudian, saya paham gerakan-gerakan tersebut yang bermakna terima kasih," beber pria yang menempuh pendidikan di Jawaharlal Nerhu University ini.

Selain bahasa, hal unik lainnya di India adalah sistem kasta yang sudah ada sejak ratusan tahun lamanya. Deretan kasta di India terdiri dari Brahmana, Ksatria, Waisya, Sudra dan di luar kasta namanya Dalit.

Baca juga: Serum Anti Penuaan Buatan Mahasiswa UB dari Kolagen Kelinci

Sistem kasta ini, lanjut Agoes, menjadi sesuatu yang susah dihilangkan dalam budaya India. Pasalnya pernikahan di India hampir 90 persen adalah dijodohkan.

"Perjodohan ini dilakukan dan menjadi tradisi dalam rangka menjaga harkat dan martabat dari keluarga agar sesuai dengan kastanya. Jarang sekali kita menemui pernikahan beda kasta," imbuh dia.

Agoes tidak menampik bahwa diskriminasi masih tetap ada di India. Tetapi diskriminasi kasta secara negatif sudah dilarang pemerintah setempat. Sedangkan diskrimasi positif memberikan porsi kepada kasta rendah untuk tetap belajar di universitas. Bahkan juga diberi porsi bekerja sebagai pegawai negeri meskipun kecil.

Baca juga: Mahasiswa Unsoed Ciptakan Inovasi Granul Effervescent Buah Ciplukan

Penanganan Covid-19 di India

Agoes juga membahas situasi dan kondisi pandemi di India yang sempat menjadi bahan perbincangan di dunia global. Dosen asal Kalimantan Selatan ini menyampaikan, penanggulangan Covid-19 di India sebenarnya cukup baik.

Saat ini angka kematian yang berangsur menurun. India juga berhasil memproduksi vaksin untuk menanggulangi pandemi Covid-19. Bahkan menjadi salah satu produsen vaksin terbesar di dunia.

"Faktor inilah yang membuat angka positif virus corona di India melandai akhir-akhir ini," ungkapnya.

Agoes menambahkan, penanganan cepat yang dilakukan pemerintah juga menjadi hal menarik. Pemerintah India menetapkan faktor kesehatan menjadi prioritas pertama, sementara ekonomi berada pada prioritas nomor dua.

Baca juga: Dosen UNY Ciptakan Alat Dorong Efektivitas Produksi Batik Tulis

Masyakarat juga berhak mendapatkan bantuan, baik itu sandang dan pangan. "Usaha-usaha ini menjadi upaya pemerintah India untuk menekan angka Covid-19. Gerakan dan penanggulangan cepat ini juga bisa menjadi pelajaran bagi Indonesia dalam menangani Covid-19 agar bisa lebih baik lagi," pungkas Agoes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com