Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perguruan Tinggi Vokasi Sambut Positif Program Riset Kelimuan Terapan

Kompas.com - 09/08/2021, 18:32 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Program Riset Keilmuan Terapan dalam Negeri Dosen Perguruan Tinggi Vokasi mendapatkan sambutan sangat tinggi. Hingga batas waktu pendaftaran, Jumat (6/8/2021), Ditjen Vokasi telah menerima 900 proposal dari para insan vokasi yang tertarik mengikuti program ini.

Dari jumlah tersebut, terdapat 588 pendaftar yang mengisi draf Expression of Interest secara lengkap berdasarkan data Ditjen Pendidikan Vokasi yang dirilis Senin, (9/8/2021).

"Program ini khusus untuk insan perguruan tinggi vokasi. Program ini juga menekankan kemitraan antara perguruan tinggi vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri," ungkap Koordinator Kemitraan dan Penyelarasan Bidang Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) Agus Susilohadi melalui rilis resmi.

"Kami mencoba untuk membangun ekosistem riset yang sinergis, aplikatif dan memberi manfaat bagi peningkatan ekonomi masyarakat," jelasnya.

Pelaksanaan program ini, tambah Agus, mengacu pada demand driven, yakni riset untuk menyelesaikan persoalan yang ada di industri dan masyarakat. Artinya, para periset harus mampu menjawab masalah riil di dunia usaha dan dunia industri juga di masyarakat.

Baca juga: Jumlah Wirausahawan Minim, Ditjen Vokasi Genjot Program Ekosistem Kewirausahaan

Riset kolaborasi

Pendanaan Program Riset Keilmuan Terapan dalam Negeri Dosen Perguruan Tinggi Vokasi Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), dengan ajuan maksimal setiap usulan sebesar Rp 500 juta.

Meski begitu, Kemendikbudristek mendapatkan kewenangan merancang skema, menentukan persyaratan, menentukan kriteria penerima, serta menyelenggarakan seleksi pemenang.

Agus mengatakan, program ini dirancang untuk mendorong riset yang integratif dan kolaboratif. Tim pengusul riset harus melakukan risetnya secara keilmuan yang multidisiplin.

"Program ini nanti juga diharapkan dapat menjadi salah satu Project Based Learning bagi mahasiswa vokasi. Oleh karena itu, kami berharap program ini juga nanti bisa menggandeng mahasiswa ke dalam tim riset," ujar Agus.

Program ini telah diluncurkan pada tanggal 23 Juni 2021 hingga 6 Agustus 2021. Menjelang penutupan pendaftaran program, jumlah proposal yang masuk sudah jauh melampaui target, yaitu tiga kali lipat dari jumlah yang nanti akan lolos sebanyak 51 usulan.

Agus menyampaikan, "jumlah yang sudah submit Expression of Interest (EoI) sudah lebih dari 200, sedangkan yang membuat akun untuk usulan di laman pendaftaran sudah lebih dari 500." 

Dalam penyusunan Expression of Interest ini, penyelenggara banyak sekali mendapat pertanyaan yang datang dari perguruan tinggi. Menurut Agus pertanyaan tersebut banyak yang bersifat substansi dan teknis.

Pertanyaan yang diajukan biasanya mengenai memilih area, kemudian cara mengisi draf Expression of Interest, dan cara mendaftarkan anggota periset serta mitra riset.

"Banyak pertanyaan seputar itu. Kami menyadari betul butuh waktu bagi bapak ibu sekalian dari perguruan tinggi untuk memahami sistem pendaftaran melalui web," kata Agus.

Tim Program Penguatan Ekosistem Kewirausahaan Kemendikbudristek Hedy R. Agah menambahkan orientasi program ini agar tim periset dari perguruan tinggi vokasi mampu dalam pemenuhan kebutuhan demand driven.

Baca juga: Kemendikbud Ristek: Konsep Link and Match Dongkrak Pendidikan Vokasi

 

Pada tahap awal, seleksi akan fokus pada penilaian Expression of Interest. Jika lolos, calon penerima baru diminta untuk mengunggah proposal secara lengkap.

"Membangun budaya riset kemitraan sinergis antara dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa calon periset dari berbagai perguruan tinggi vokasi dengan mitra DUDI atau organisasi masyarakat sipil," jelas Hedy.

"Tim periset juga diharapkan dapat berkontribusi dalam menyelesaikan masalah di DUDI khususnya sektor UMKM serta masyarakat," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com