Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Program Pintar
Praktik baik dan gagasan pendidikan

Kolom berbagi praktik baik dan gagasan untuk peningkatan kualitas pendidikan. Kolom ini didukung oleh Tanoto Foundation dan dipersembahkan dari dan untuk para penggerak pendidikan, baik guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dosen, dan pemangku kepentingan lain, dalam dunia pendidikan untuk saling menginspirasi.

Cakram Literasi, Gim Pembelajaran di Tengah PJJ

Kompas.com - 08/08/2021, 21:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Nurfaidah | Guru SDN 131/IV, Kota Jambi

KOMPAS.com - Seorang guru harus memiliki waktu untuk melakukan kontemplasi sebagai salah satu upaya menyajikan pembelajaran bermakna juga menarik bagi siswa.

Terlebih di masa pandemi Covid -19 seperti saat ini, guru perlu mendesain pembelajaran yang seru dan antusias serta bermakna karena sasaran pembelajaran yang akan kita sajikan bukan hanya siswa yang menikmatinya, namun orangtua sebagai fasilitator bagi anak-anak di rumah.

Bagaimana sebuah pembelajaran akan bermakna dan antusias pesertanya jika hanya disajikan hanya itu ke itu saja, ceramah, share video, atau yang mirisnya hanya memberikan tugas catat ini sampai itu dan kerjakan halaman sekian melalui WAG (WhatsApp Group) saja.

Yang terjadi adalah siswa mulai ogah-ogahan mengerjakan latihan, malas buka buku apalagi membacanya.

Belum lagi orangtua di rumah yang mungkin saja kurang paham dengan materi pembelajaran dan beban yang semakin dirasakan. Bagaimana tidak, saat rutinitas pekerjaan tetap harus dilakukan masih ditambah lagi beban mendampingi anak belajar secara daring.

Kesal, enggan dan stres saat anak-anak tidak memenuhi tugas belajar daring yang diberikan guru di sekolahnya, dengan berbagai macam alasan yang mereka kemukakan.

Dari sinilah saya selaku guru yang juga orangtua di rumah, menginginkan siswa senang dan semangat ketika belajar di rumah.

Belajar apapun intinya harus cerdas berliterasi, di mana dengan berliterasi yang baik akan menghasilkan pola pikir yang teliti dan berkarakter. Begitupun kita sebagai orangtua dituntut untuk menjadi orangtua cerdas yang diawali dengan cerdasnya berliterasi.

Baca juga: 6 Cara Seru Mengajarkan Anak Literasi

Dengan niat menumbuhkan minat literasi siswa dan juga orangtua, saya membuat rencana dan mendesain pembelajaran daring yang tidak hanya menyimak dan mendengarkan guru menjelaskan saja, namun menjadikan ruang virtual pembelajaran hidup dan terjadi interaksi berbagai pihak yaitu guru, murid dan anggota keluarga di rumah.

Bermodalkan kardus bekas, spidol warna-warni, kertas HVS dan lem kertas, maka terciptalah Cakram Literasi (CakLi) ini. Ide menggunakan media sederhana ini saya dapatkan setelah mengikuti pelatihan Program PINTAR Tanoto Foundation.

Cara membuat CakLi

Pandemi seperti saat ini memang memaksa guru untuk lebih mengeluarkan segala kemampuan menciptakan kreatifitas dalam menyajikan pembelajaran yang menarik untuk para murid.

Cakram Literasi ini juga lahir dari keinginan guru untuk membuat para murid betah belajar daring, selain menggunakan bahan-bahan yang sederhana dan dapat ditemukan disekitar tempat tinggal juga mudah dalam membuatnya.

Pertama yang diperlukan adalah menyiapkan alat dan bahan; kardus bekas yang kira-kira memiliki ukuran bidang selebar piring makan, kertas HVS, lem kertas, spidol warna-warni/ crayon, jarum pentul, dan 4 buah pertanyaan (disesuaikan dengan kebutuhan) yang akan diaplikasikan ke cakramnya nanti.

Gambar sebuah lingkaran dengan cara menggunakan piring makan sebagai cetakannya atau boleh menggunakan jangkar jika ada. Setelah itu gunting dan gambar lagi sebuah gambar panah/disesuaikan dengan kreatifitas masing-masing di sisa kardus bekas dan gunting.

Selanjutnya, lapisi kardus bentuk lingkaran tadi dengan kertas HVS diseluruh permukaan yang akan dipakai sebagai media menulis pertanyaannya.

Lingkaran yang telah dilapisi oleh kertas tadi dibagi menjadi 4 bagian sama besar, karena sesuai dengan pertanyaan yang akan saya tulis.

Kemudian, warnai bagian-bagian lingkaran tadi dengan warna yang berbeda pada masing-masing bagian.

Baca juga: Kak Seto: Literasi Bukan Sekadar Kemampuan Tulis dan Hitung

 

Tuliskan setiap pertanyaan di masing-masing bagian dengan spidol ataupun dengan pertanyaan yang telah di tulis di kertas dan ditempelkan di masing-masing bagian lingkaran tersebut.

Jadikan pusat lingkaran sebagai media untuk memutar cakli ini dengan menggabungkan kardus yang bergambar tanda panah tadi dengan jarum pentul/pin sebagai alat menyatukannya. Dan cakli sudah bisa digunakan untuk bermain game literasi.

Adapun pertanyaan yang dibuat seperti; Apa judul, tema, nama tokoh dan pengarangnya?, Jelaskan secara singkat isi ceritanya? Buatlah sebuah judul cerita sesuai cita-citamu! Buatlah satu buah kalimat dari kata yang di ucapkan teman membacamu!

Game literasi ini bisa di praktekan dengan cara virtual, bisa menggunakan Zoom Meeting, Google Meet, Webex atapun aplikasi lainnya.

Gim ini dilakukan bersama anggota keluarga di rumah sebagai pendamping murid belajar dirumah dan tentu dengan waktu yang telah disepakati bersama para orangtua murid. Karena, tidak semua murid memiliki gawai pribadi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com