Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar IPB: Buah Ini Berpotensi Jadi Pengganti Pangan Pokok

Kompas.com - 06/08/2021, 05:27 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan bahan pangan pokok beras. Sebab, setiap hari masyarakat makan nasi.

Meski demikian, meningkatnya pertumbuhan populasi manusia turut memengaruhi kebutuhan pangan. Sehingga, butuh bahan pangan lain selain beras.

Guru Besar IPB University dari Departemen Agronomi dan Hortikultura, Prof. Sobir menyatakan bahwa masyarakat tidak harus bergantung pada satu pangan saja.

Baca juga: Mahasiswa UGM Kembangkan Kemasan Makanan Ramah Lingkungan

"Kita tidak bisa bergantung dengan satu pangan saja. Tahun 2045 nanti, akan sulit kalau kita bergantung pada beras," ujarnya seperti dikutip dari laman IPB University, Kamis (5/8/2021).

Menurutnya, masih ada stigma di masyarakat mengenai makan oyek berarti miskin. Cultural value makanan pokok menunjukkan rasa makanan bisa diterima, memberikan nilai sosial serta baik untuk kesehatan.

Prof. Sobir mengatakan bahwa pangan pokok akan digantikan oleh buah, sayur, dan ikan. Ia juga menyebut pisang adalah buah yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.

Dijelaskan, pisang mengandung:

  • serat
  • vitamin
  • mineral
  • kalsium
  • kalium

Pisang memiliki kalsium dan kalium yang tinggi. Manfaat kalium yang tinggi adalah menjaga tekanan darah.

"Pisang dikonsumsi untuk memberi energi instan. Atlet ternama di dunia juga mengonsumsi pisang. Tidak ada anggapan mengonsumsi pisang berarti status sosial menurun," terangnya.

"Oleh karena itu, pisang berpotensi menjadi pengganti pangan pokok," jelas Prof. Sobir Guru Besar Divisi Genetika dan Pemuliaan Tanaman IPB University.

Selain itu, Prof. Sobir juga mengungkapkan manfaat dari pisang adalah tidak membuat berat badan berlebih. Karena serat yang tinggi, pisang memberikan rasa kenyang.

Pisang sifatnya beragam sehingga dapat masuk ke berbagai kalangan dan level konsumsi pangan. Namun di balik itu, pisang memiliki tantangan untuk diversifikasi.

Kendati demikian, menurut Prof. Sobir, penyimpanan pisang terbilang sulit dibanding beras. Rantai pasok dari hulu juga tidaklah murah.

Baca juga: Ini Syarat dan Cara Daftar Bantuan UKT Rp 2,4 Juta Kemendikbud Ristek

"Jumlah produksi pisang seperempat dari produksi beras. Selain itu, potensi produksi pisang bisa mencapai 55 ton per hektar. Pisang bisa dimanfaatkan menjadi olahan primer dan industri olahan," jelasnya.

Guru Besar tersebut menambahkan, buah pisang bisa diolah menjadi banana fries. Contoh industri olahan pisang adalah kue, snack, jus, dan makanan bayi.

“Diversifikasi pangan pokok ditargetkan untuk usia muda karena paling dominan," katanya.

Disamping itu, rajin mengonsumsi pisang juga dapat membentuk kebiasaan makan yang baru, sehingga bisa diteruskan ke generasi berikutnya.

"Dengan kampanye One Day With Banana, kita bisa mengurangi konsumsi beras," tandas Prof. Sobir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com