Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perpanjangan PPKM, Pakar UGM: Pelaku UMKM Banyak Gulung Tikar

Kompas.com - 03/08/2021, 19:22 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Presiden Jokowi memperpanjang PPKM level 4 hingga 9 Agustus mendatang.

Keputusan ini berlaku bagi daerah yang menerapkan PPKM level baik di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Selain di Jawa dan Bali, ada 21 provinsi yang menerapkan PPKM level 4.

Baca juga: UGM Terima 9.210 Mahasiswa Baru di Tahun Akademik 2021/2022

Perpanjangan PPKM ini diharapkan bisa menekan laju lonjakan kasus positif Covid-19 dari paparan penularan varian delta yang dianggap lebih ganas dan lebih cepat menular.

Namun demikian, perpanjangan PPKM level 4 memberikan dampak ekonomi bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang selama ini sudah terkena dampak selama 1,5 tahun belakangan ini.

Peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan (Pustek) UGM, Hempri Suyatna menuturkan, selama penerapan PPKM darurat level 4 sampai 2 Agustus 2021 saja membuat banyak UMKM yang bangkrut hingga gulung tikar.

Menurut dia, perpanjangan PPKM menjadi ancaman serius terjadinya deindustrialisasi sektor UMKM.

"Perpanjangan PPKM level 4 ini berpotensi menambah beban berat pelaku UMKM. Banyak sektor UMKM yang gulung tikar atau alih profesi," ucap dia melansir laman UGM, Selasa (3/8/2021).

Dia mengaku, dalam kondisi pandemi sekarang ini para pelaku sektor UMKM memerlukan tidak hanya modal kerja, namun juga jejaring pemasaran serta fasilitas pengembangan bagi UMKM yang alih profesi.

"Sayangnya ini kurang mampu dilakukan oleh pemerintah," ujar dia.

Hempri menilai pemerintah dan swasta bisa membantu UMKM melalui inovasi-inovasi penerapan protokol kesehatan untuk pelaku UMKM, seperti sistem giliran pedagang. Sehingga tidak terjadi kerumunan.

Baca juga: Rektor UGM Panut Mulyono Jadi Ketua Forum Rektor Indonesia

Selain itu, secara perlahan perlu ada sedikit pelonggaran di beberapa destinasi wisata dengan melakukan pembatasan jumlah pengunjung atau jam buka wisata untuk menghindari kerumunan.

Namun yang tidak kalah penting perlu ada gerakan bela dan beli produk lokal untuk terus digaungkan agar pelaku UMKM tetap bisa bertahan.

Dia menyatakan, ada beberapa pemda yang sudah melakukan dimana ASN diminta membeli produk UMKM daerahnya.

"Saya kira ini sangat membantu di tengah menurunnya daya beli masyarakat," jelas dia.

Dia memandang, UMKM sebenarnya punya kapasitas dan pengalaman untuk bertahan di tengah pandemi Covid-19.

Namun, apabila tidak ada kepekaan pemerintah untuk membantu dan memfasilitasi UMKM di tengah krisis maka mereka pun akan susah untuk berdaya.

"Saya kira bansos dan digitalisasi UMKM selama ini tidak cukup efektif untuk membantu UMKM," ungkap dia.

Ke depan sebenarnya juga perlu dipikirkan desain jaminan sosial bagi pelaku UMKM, sehingga mereka bisa tetap terus bertahan ketika terjadi bencana seperti ini.

Baca juga: Unair Tengah Kembangkan Vaksin demi Hadapi Pandemi Covid-19

"Gagasan ini sudah lama dimunculkan tapi hingga saat ini belum terealisasi," tukas dia.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com