Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik Kesuksesan Mahasiswa Finalis Kompetisi Nasional Matematika-IPA

Kompas.com - 02/08/2021, 16:00 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

Rizal dan Herliana pun merantau dari kabupaten asal untuk menempuh pendidikan tinggi di wilayah lain. Herliana merantau dari Sorong untuk kuliah di Manokwari, sedang Rizal merantau dari Kabupaten Pesisir Selatan ke Kota Padang.

Pinjam komputer hingga lakukan metode belajar khusus

Terkait tantangan berkompetisi masa pandemi, finalis Fisika Arya mengatakan harus ada pengorbanan dalam belajar.

“Harus ada pengorbanan sedikit. Saya harus beli kuota lebih dan harus pinjam komputer saudara yang lebih kencang, supaya lebih lancar lombanya,” jelas Arya.

Ia juga mengaku dirinya belajar dengan metode 25 menit belajar dan lima menit istirahat, sehingga pikirannya lebih segar dengan jeda rehat.

Sementara itu, Regita dan Kenny awalnya tidak berharap banyak bisa masuk ke tingkat nasional.

“Tapi ketika coba buka pengumuman, ternyata ada nama saya. Terharu, tidak menyangka,” ujar Regita.

“Ini kali pertama saya mengikuti KNMIPA. Ketika lulus ke nasional, saya senang tapi kaget juga,” sambung Kenny yang tengah menempuh tahun ketiga di kampus.

Menanggapi laju ke tingkat nasional, Finalis Matematika Ferdi mengaku dirinya tidak menyangka akan lolos ke tingkat nasional, karena ia mahasiswa tahun pertama dan belum mendalami materi kompetisi level nasional. Sedangkan, para kompetitornya lebih senior mulai dari mahasiswa angkatan 2017 hingga 2019.

Baca juga: BCA Buka Magang Bakti 1 Tahun untuk Lulusan SMA-SMK, D3 dan S1

Namun, ketika lolos ke nasional, para dosen dan senior Ferdi di universitas sigap membantu.

“Mereka mengajak diskusi dan berbagi pengalaman lomba,” ucap Ferdi mengapresiasi.

“Ketika lulus ke nasional, saya sangat senang. Dari 1.175 yang diseleksi se-Indonesia, saya termasuk satu dari 65 Finalis Matematika,” imbuh Ferdi yang mengaku gembira bisa bertanding sportif dengan teman-teman dari seluruh Indonesia.

Finalis Biologi Nisa mengaku KNMIPA 2021 adalah kali ketiga baginya. Tetapi, baru kali ini dirinya sampai lulus ke nasional.

"Saya tidak banyak berharap lulus, saya hanya berusaha semaksimal mungkin. Saya penasaran, kenapa dua kali mencoba belum tembus ke nasional. Almarhum Ayah saya pensiunan PNS dan Ibu saya bekerja rumah tangga. Saya ingin membanggakan keluarga,” ucap anak kedua dari dua bersaudara ini yang amat bersyukur didukung keluarga dan kampusnya.

Mengatasi rasa khawatir dalam kompetisi, Ferdi mengaku dirinya memilih berdoa dan mengerjakan hal lain. “Mengalihkan pikiran, agar tidak tegang,” ucap dia.

Ferdi pun mengaku harus berpisah sementara dari keluarga di Bone untuk mengikuti kompetisi di kampusnya di Kota Makassar.

Kendala yang dihadapi peserta hampir seragam. Hampir seluruh finalis ini mengikuti lomba dari rumah atau kos. Herliana, Rizal, dan Nisa misalnya, mengaku tantangan terbesar lomba daring adalah jaringan internet.

“Jaringan kadang macet dan hilang, apalagi saya ikut lomba dari rumah,” ucap Nisa.

Senada dengannya, Kenny mengatakan, “Saya pasang wi-fi di rumah. Harus ada rencana B kalau wi-fi putus, yaitu harus punya kuota,” ucap Kenny.

Baca juga: Cerita Lulusan SMK Buka Bisnis Kuliner Beromzet Rp 150 Juta Per Bulan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com