Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/08/2021, 15:30 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Infertilitas, yakni kondisi di mana pasangan suami istri sulit mendapatkan keturunan dialami oleh 22,3 persen pasangan.

Kurangnya informasi mengenai akses pelayanan dan kesiapan finansial menjadi salah satu hambatan pasangan infertilitas sehingga perlu mendapatkan perhatian sejak dini.

Mahasiswa program doktor bidang Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Fitri Damayanti, saat melakukan penelitian soal biaya tabung mengungkapkan beberapa rincian harga. 

Baca juga: Cerita Lulusan SMK Buka Bisnis Kuliner Beromzet Rp 150 Juta Per Bulan

Biaya ini, harus dikeluarkan oleh pasangan infertilitas dalam program bayi tabung di berbagai klinik dan rumah sakit di Indonesia.

Ia melakukan survei pada 17 wanita menjalani program bayi tabung atau In Vitro Fertilization (IVF) di klinik infertilitas di Indonesia. Selanjutnya ada 214 partisipan infertilitas yang mengisi kuesioner FertiQoL online.

Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang alokasi anggaran atau biaya yang dibutuhkan.

Hal ini, untuk terhindar dari satu kasus infertilitas dari perspektif sosial dengan mengestimasi biaya langsung medis, biaya langsung nonmedis, biaya tidak langsung, dan biaya nirwujud.

Menurut Fitri, dari hasil penelitian tersebut diketahui besaran biaya yang dikeluarkan untuk satu siklus program bayi tabung berdasarkan kelompok umur kurang dari 35 tahun dengan rata-rata biaya total Rp 99 juta.

“Untuk kelompok usia 35-39 tahun sebesar Rp 112 juta, dan usia di atas 40 tahun sebesar Rp109 juta,” kata Fitri dilansir dari laman UGM.

Selanjutnya kelompok infertilitas dibagi lagi dalam kelompok gangguan kesuburan wanita yang rata-rata harus mengeluarkan sebesar Rp 94 juta dan gangguan kesuburan pria sebesar Rp 110 juta.

Baca juga: 10 Perguruan Tinggi Tertua di Indonesia, Ada Kampus Kamu?

Sedangkan gangguan kesuburan pria dan wanita mengeluarkan biaya sebesar Rp 114 juta. “Sedangkan berdasarkan jenis metode yang digunakan, ada dua yaitu siklus semi natural sebesar Rp 53 juta, injeksi hormon mengeluarkan biaya rata-rata lebih banyak, yaitu Rp110 juta,” paparnya.

 

Berdasarkan pemilihan fasilitas kesehatan yang dipilih oleh pasangan infertilitas terbagi menjadi dua yakni rumah sakit negeri dengan biaya rata-rata yang yang dikeluarkan sebesar Rp 102 juta dan RS swasta sebesar Rp 143 juta.

Jika ditotal berdasarkan biaya yang diestimasi berdasarkan hasil skor FertiQoL pada kelompok wanita IVF menggunakan regresi linier mengeluarkan biaya sebesar Rp 123 juta.

Namun yang menarik dari penelitian tersebut diketahui sebanyak 32.2 persen orang dengan infertilitas mengalami gangguan kejiwaan, yaitu depresi 16.36 persen dan ansietas 16.36 persen.

Dari penelitian tersebut, Fitri menuturkan infertilitas merupakan masalah kesehatan reproduksi yang membawa implikasi psikososial yang negatif, double burden of disease karena pembiayaan yang tinggi.

Serta menyebabkan pengeluaran katastropik dan beban psikologis bagi pasangan yang mengalami gangguan kesehatan reproduksi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com