KOMPAS.com - Data dari Riskesdas (2008) menunjukkan ada 93 persen anak Indonesia berusia 5-6 tahun mengalami gigi berlubang.
Sementara itu hanya 2,8 persen penduduk Indonesia yang menyikat gigi dua kali sehari.
Baca juga: Dosen Unpad: Ini Bahaya Efek Samping Gigi Mati
Hal ini tentu menjadi tantangan bagi target Indonesia Bebas Karies tahun 2030 yang dicanangkan Kementerian Kesehatan.
Adanya hal itu, Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Unair, Gilang Rasuna Sabdho Wening angkat bicara.
Menurut dia, orangtua yang bisa menekan angka gigi berlubang pada anak-anak.
"Orangtua di sini khususnya ibu yang bisa memberikan literasi kesehatan gigi ke anak, dengan begitu bisa menekan angka gigi berlubang pada anak-anak," kata Gilang melansir laman Unair, Kamis (29/7/2021).
Untuk mewujudkannya, dia menganjurkan literasi kesehatan gigi anak harus dimulai sejak tahap pranikah dengan memperkuat literasi kesehatan umum dan gigi bagi anak.
"Ambil informasi dari sumber yang terpercaya. Selain itu, biasakan perilaku sehat karena orang tua adalah guru pertama yang ditiru anak," ucap dia.
Selain itu, sebelum menikah ada baiknya bagi calon ornag tua untuk melakukan cek kesehatan baik fisik dan mental untuk mengeliminasi potensi risiko penyakit.
Baca juga: ITS Posisi 3 Perguruan Tinggi Terbaik Indonesia Versi Webometrics 2021
Pada sisi lain, literasi finansial pada masa pernikahan juga harus diperhatikan dengan menyisihkan biaya kesehatan anak hingga usia 6 tahun.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.