Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Optimalkan Gaya Belajar agar Berhasil Belajar Daring

Kompas.com - 27/07/2021, 11:16 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Agustina (Psikolog) I Denrich Suryadi (Psikolog) I Widya Risnawaty (Psikolog, Dosen Fakultas Psikologi, Universitas Tarumanagara)

KOMPAS.com - Dalam pembelajaran daring, para pendidik telah berupaya keras untuk melakukan penyesuaian cara pembelajaran, namun tidak dapat dipungkiri bahwa ada beberapa metode belajar yang terpangkas karena ketebatasan ruang virtual.

Pembelajaran daring ini telah berlangsung sekitar 3 semester dan diasumsikan bahwa para siswa sudah dapat menyesuaikan diri.

Namun berdasarkan survei yang dilakukan pada sekelompok siswa sekolah menengah atas diketahui bahwa tantangan yang masih harus dihadapi dalam pembelajaran daring adalah upaya untuk memahami materi yang disampaikan secara virtual (audio/video) secara lebih optimal.

Keberhasilan proses belajar ini dapat dicapai bila ditunjang dengan gaya belajar yang tepat.

Baca juga: Kemendikbud Ristek Bagikan Tips Dampingi Anak Ikuti Belajar Daring

4 gaya belajar siswa

Apakah gaya belajar itu? Gaya belajar adalah cara khas yang dipilih oleh individu dalam mengumpulkan, menyerap, mengolah dan mengorganisir informasi yang ia peroleh dari lingkungan selama proses belajar (Fleming dalam Hawk & Shah, 2007).

Pada dasarnya cara belajar setiap siswa dapat berbeda -beda. Ada siswa yang lebih mudah memahami materi dengan cara membaca, tapi ada juga siswa lain yang lebih cepat paham dengan menonton video pembelajaran, atau dengan cara membuat skema.

Ada 4 gaya belajar yaitu Visual, Auditory, Read/Write, dan Kinesthetic, atau lebih dikenal dengan singkatan VARK (Othman & Amiruddin, 2010).

1. Gaya belajar "visual"

Pertama, siswa dengan gaya belajar visual biasanya merasa nyaman bila belajar dengan melihat konsep secara visual, membaca tabel, skema ataupun diagram.

Gaya pembelajar Visual ini merupakan pengamat yang baik, kreatif, tidak mudah terdistraksi, menyenangi instruksi secara visual dan gemar melakukan perencanaan sehingga terlihat teroganisir.

Untuk mengoptimalkan dapat dilakukan dengan memperbanyak menonton tayangan pengetahuan, menggambarkan materi pelajaran dalam bentuk skema, tabel, flowchart atau mindmap.

2. Gaya belajar "auditory"

Kedua, bagi siswa yang lebih senang belajar dengan cara mendengarkan untuk memahami sekaligus mengingat materi, maka gaya belajar ini tergolong pada Auditory atau auditif.

Biasanya gaya belajar ini dicirikan dengan perilaku belajar seperti ini: saat belajar atau membaca informasi dengan bersuara, dan mudah mengingat apa yang dibicarakan baik dalam penjelasan guru ataupun dalam diskusi.

Untuk mengoptimalkan hasil belajar, dapat dicoba beberapa hal berikut: belajar dengan cara diskusi, melakukan presentasi, merekam materi pelajaran atau penjelasan guru untuk kemudian didengarkan kembali, menjelaskan kembali hasil pembahaman kepada diri dengan menggunakan kata-kata sendiri.

Selain itu, dapat juga menambah informasi dari media pembelajaran audio/video, seperti video pembelajaran.

3. Gaya belajar "read/write"

Ketiga, gaya belajar Read/Write (membaca/menulis), dicirikan dengan cara belajar menulis dan membaca, mudah memahami ragam makna kata yang luas, dapat menggunakan kata dengan efektif, sangat menyukai membaca buku dan biasanya mampu bercerita dengan baik.

Gaya belajar ini dapat dioptimalkan dengan cara membuat rangkuman materi. Pada saat membaca, dapat juga disertai dengan menuliskan ide-ide utama dalam bentuk menuliskan kata kunci.

Membaca ulang kembali catatan, buku materi, artikel, catatan kaki pada bacaan, ataupun slide presentasi dari guru akan sangat membantu.

Baca juga: Belajar Daring Lebih Seru, Kemendikbud Ristek Rilis Konten Augmented Reality Rumah Belajar

4. Gaya belajar "kinesthetic"

Terakhir, adalah gaya belajar Kinesthetic. Gaya belajar ini belajar dengan kombinasi dari beberapa fungsi sensoris, sehingga mereka lebih mempelajari hal melalui pengalaman secara langsung.

Pengalaman yang dimaksud mencakup trial and error, percobaan/eksperimen, praktikum, karyawisata, dan tugas laboratorium.

Pada umumnya siswa kinesthetic memiliki energi yang tinggi, senang untuk memegang obyek atau benda, bergerak, dan berinteraksi dengan lingkungannya.

Gaya belajar di masa PJJ

Gaya belajar yang sesuai dengan metode pembelajaran jarak jauh yang penuh keterbatasan saat ini adalah gaya belajar Auditory dan Read/Write.

Mengapa? Kedua gaya belajar ini mengandalkan suara pengajar/guru untuk dapat memahami materi yang dijelaskan melalui media suara dan menulis/mencatat materi yang dijelaskan oleh guru.

Siswa lebih dapat mengulangi pemahaman atau mengingat dengan membaca materi secara secara mandiri. Pastinya guru menjelaskan, siswa mendengarkan. Guru memberi tayangan materi dan siswa mencatat.

Berbeda dengan gaya belajar Visual yang membutuhkan tampilan guru secara langsung dan materi yang dianggap menarik. Sedangkan gaya belajar Kinesthetic akan sangat membutuhkan praktik atau percobaan secara langsung yang mungkin biasanya dilakukan di sekolah dalam kondisi terkontrol.

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) masih membatasi kedua tipe gaya belajar ini dan tidak semua materi dapat diakomodasi dalam bentuk pembelajaran ini.

Walaupun keempat gaya belajar yang tertera di atas cukup berbeda, namun ditemukan bahwa seorang siswa dapat memiliki satu hingga empat gaya belajar tersebut.

Baca juga: Mengajak Siswa Menyalakan Kamera Saat Belajar Daring

 

Dalam studi dilakukan oleh Fleming (dalam Hawk & Shah, 2007), ditemukan 41 persen populasi memiliki hanya salah satu preferensi gaya belajar, 27 persen memiliki dua preferensi gaya belajar, 9 persen memiliki tiga preferensi, dan 21 persen populasi memiliki preferensi pada seluruh gaya belajar.

Artinya, masih ada harapan bagi para siswa untuk lebih mengoptimalkan cara belajar yaitu dengan mengenali gaya belajarnya selama ini dan kemudian berusaha menambahkan gaya belajar Auditory & Read/Write dalam proses belajarnya agar lebih mudah beradaptasi dengan pembelajaran daring ini.

Guru dan orangtua dapat membantu mendampingi para siswa di sekolah dan di rumah mencoba melakukan tips pembelajaran ini dan juga mengusahakan metode belajar yang lebih bervariasi agar lebih menjangkau kemampuan belajar para siswanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com