Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/07/2021, 11:54 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Ada banyak perubahan selama pandemi Covid-19. Terlebih di dunia pendidikan, pola pengasuhan hingga interaksi anak dan remaja berubah.

Terlebih dengan adanya sistem pembelajaran daring, secara tidak disadari, sistem pendidikan daring dan pembatasan sosial berpotensi munculnya beragam risiko baru bagi anak maupun remaja.

Mulai dari kurangnya relasi sosial, kesehatan mental, tingkat kekerasan tinggi, hingga permasalahan gizi kesehatan.

Baca juga: Beasiswa Anak Pegawai UGM, Ini Syaratnya

Terkait hal itu, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM menggelar kegiatan webinar Postgraduate Symposium 2021, Sabtu (24/7/2021).

Tentu tujuannya untuk mengantisipasi keterputusan tumbuh kembang anak di masa pandemi Covid-19. "Anak-anak menjadi kelompok rentan terdampak pandemi Covid-19," ujar Dekan FK-KMK UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., PhD., seperrti dikutip dari laman FK UGM.

Menurutnya, ada beberapa hal yang dampak pandemi bagi anak-anak, yakni:

1. Pertama, dampak tumbuh kembang anak dalam proses pendidikan menjadi tidak optimal.

Seperti halnya pendidikan jarak jauh yang mengharuskan anak-anak belajar di rumah dengan pendampingan orang tua, tanpa pembekalan dan seringkali dilakukan di sela kesibukan pekerjaan mereka.

2. Kedua, dampak ekonomi yang membuat anak-anak rentan mengalami keterbatasan asupan nutrisi untuk pertumbuhan.

Dikatakan, data zona risiko Covid-19 Kabupaten/Kota di Indonesia per 21 Juli 2021 menunjukkan bahwa 72 persen wilayah harus menerapkan pembelajaran jarak jauh karena masuk zona merah risiko Covid-19.

Bahkan hanya 3,84 persen satuan pendidikan yang diperbolehkan melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas, yakni di wilayah zona kuning dan hijau.

PJJ banyak kendala

Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Jumeri, S.TP., Msi., memang ada kendala yang dihadapi selama pembelajaran jarak jauh.

Tidak bisa dipungkiri bahwa guru pun mengalami kegagapan pembelajaran yang selama ini dilakukan secara tatap muka, merasa awam untuk teknologi informasi, waktu belajar kurang, hingga kesulian mengetahui kecukupan target kompetensi menjadi ragam kendala yang dialami guru.

Baca juga: Anak Petani Sayur Diterima UNY Tanpa Biaya, Simak Kisahnya

Sedangkan orang tua sendiri tidak semua mampu mendampingi anak belajar karena tanggung jawab lain seperti kerja, dan mereka merasa kesulitan memahami pelajaran serta memotivasi anak saat belajar di rumah.

"Untuk siswa sendiri, mereka kesulitan konsentrasi belajar, keluhan penugasan, hingga kondisi stres ataupun jenuh karena isolasi berkelanjutan," jelas Jumeri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com