Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Siswa Berharap PTM Terbatas Segera Digelar, Ini Alasannya

Kompas.com - 13/07/2021, 09:08 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Tahun Ajaran 2021/2022 telah dimulai. Meski demikian, rencana Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas harus ditunda karena adanya Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa Bali.

Imbasnya, siswa kembali mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau pembelajaran daring. Padahal, sebagian besar siswa dan orangtua berharap PTM Terbatas bisa digelar.

Seperti diungkapkan Marni, salah satu orangtua yang anaknya baru masuk SMP. Warga Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman DIY ini merasa kualitas pendidikan anaknya berkurang.

Baca juga: Siswa, Ini Lho 10 Tips Hidup Sehat Saat Pandemi

"Saat di kelas 5 dan 6 SD kemarin, semua kebanyakan digelar secara daring. Banyak materi yang tidak bisa diserap oleh anak saya," ujar kepada Kompas.com, Selasa (13/7/2021).

Otomatis, lanjut dia, nilai menjadi turun. Sebab, siswa hanya disuruh membaca sendiri materi atau melihat dari video di Youtube yang dikirimi oleh guru.

Tentu, siswa menjadi tidak paham dengan materi tersebut lantaran siswa harus mempelajari secara mandiri materinya.

Jadi menurut dia, pembelajaran daring ini tidak efektif. "Guru kan digugu dan ditiru. Tanpa tatap muka maka anak-anak tidak ada keterikatan dengan guru," katanya.

Selain itu, imbas pembelajaran daring ialah orangtua atau wali harus mengeluarkan biaya lebih agar anaknya ikut les pendalaman materi.

"Karena itu, saya berharap Covid bisa segera melandai kembali dan PTM terbatas bisa segera digelar sehingga pendidikan tidak mengalami kemunduran," harapnya.

Hal sama juga diutarakan Indah Agustina yang anaknya sekolah di MTsN 7 Piyungan Bantul DIY. Dia juga berharap PTM terbatas segera digelar di sekolah.

Sebab, materi pembelajaran daring sulit dipahami oleh anaknya. Bahkan dia juga harus ikut mendampingi anaknya belajar daring.

"Kemarin-kemarin saat pembelajaran daring saya harus mendampingi anak saya mengerjakan tugas. Jika tahun ajaran baru ini juga masih daring, saya bisa pusing lagi," keluhnya.

Dia juga mengatakan bahwa ikut sekolah daring ini menjadikan intensitas memegang gawai jadi lebih sering. Apalagi anaknya ikut sekolah daring dengan handphone yang layarnya kecil, bukan komputer atau laptop.

Pendidikan karakter siswa menurun

Sementara itu, menurut Kepala SMAN 2 Banguntapan Bantul DIY, Tri Giharto, PJJ ini menjadikan pendidikan karakter bagi siswa jadi menurun.

Karena nilai-nilai kedisiplinan, berorganisasi, kepemimpinan dan lain-lain tak bisa didapatkan siswa jika ikut pembelajaran daring.

"Semua nilai-nilai itu tidak bisa didapatkan siswa jika ikut pembelajaran daring. Bahkan kreativitas siswa juga tak bisa dituangkan di sekolah," ungkapnya saat dihubungi Kompas.com.

Hal itu bisa dilihat ketika proses penerimaan siswa baru, ada anak yang rambutnya gondrong, ada pula yang berpakaian kurang rapi.

Baca juga: Meski Sekolah Siap Gelar, PTM Terbatas di Yogya Ditunda

"Jadi, momen-momen ketika sekolah dulu seperti siswa berpakaian rapi, rambut rapi, cium tangan guru, dan menghormati guru sekolah seakan kini rohnya telah hilang," tuturnya.

Maka dari itu, dia berharap Covid di Indonesia segera terkendali dan PTM terbatas dapat digelar di sekolah. Sehingga pendidikan karakter bisa kembali diberikan pada siswa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com