Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei: Masyarakat Berpendidikan Tinggi Banyak yang Menolak Vaksinasi

Kompas.com - 12/07/2021, 13:16 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dari data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ternyata masih ada 33 persen warga Indonesia tidak yakin dan menolak vaksin Covid-19.

Fakta ini, diutarakan langsung oleh Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi saat mengisi webinar Universitas Padjadjaran (Unpad). 

Ia menyebut angka persentase masyarakat Indonesia yang meyakini bahwa Covid-19 dapat dicegah melalui vaksin sebesar 67 persen. Sebanyak 33 persen lainnya masih belum yakin bahkan menolak vaksin sebagai upaya pencegahan Covid-19.

Nadia menjelaskan, angka persentase tersebut diperoleh dari hasil survei yang dilakukan Balitbangkes Kemenkes RI, April – Mei 2021.

Baca juga: Peneliti IPB: Jahe, Kunyit, dan Temulawak Bisa Obati 30 Jenis Penyakit

Dari hasil survei tersebut, hampir 99 persen responden sudah mengetahui informasi perihal vaksinasi Covid-19. Namun, sekitar 7,6 persen responden masih menolak vaksin.

Jika ditentukan dari tingkat pendidikan, persentase penolak vaksinasi terbanyak berasal dari responden dengan tingkat pendidikan tinggi.

Yaitu kelompok D-4 dan S-1 ke atas. Angka persentasenya sebesar 18,6 persen, lebih besar dari kelompok dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah.

“Ini apakah karena terlalu banyak baca hoaks sehingga menambah ketidakyakinan akan vaksin atau bagaimana,” papar Nadia dilansir dari laman resmi Unpad.

Meski angka persentase yang meragukan vaksinasi masih tinggi, pemerintah terus berupaya mempercepat program vaksinasi Covid-19.

Pemerintah sendiri telah menargetkan 2-3 juta vaksinasi per hari sekalipun saat ini terkendala oleh kebijakan PPKM Darurat akibat eskalasi Covid-19.

Baca juga: Beasiswa Unggulan 2021 Kemendikbud untuk Mahasiswa S1-S3: Manfaat dan Cara Daftar

Direktur P2PML Kemenkes RI ini menuturkan, saat ini Indonesia sudah menerima 99,2 juta dosis vaksin. Dari jumlah tersebut, 57 juta dosis sudah disuntikkan dan disalurkan ke beberapa wilayah.

“Kita masih punya cukup cadangan yang dalam proses untuk menjadi vaksin jadi di Biofarma, sehingga dengan ketersediaan vaksin tadi memberikan keyakinan bagi kita untuk memberikan vaksinasi dan meningkatkan target vaksinasi per hari,” paparnya.

Agar proses vaksinasi mampu meningkatkan angka partisipasi masyarakat, pihaknya juga menggandeng sejumlah organisasi masyarakat hingga keagamaan.

“Kita butuhkan untuk memobilisasi masyarakat. Kalau tanpa mobilisasi tidak akan juga untuk memenuhi kecepatan vaksinasi yang kita targetkan,” imbuhnya.

Sementara, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, penerimaan vaksinasi Covid-19 di hampir seluruh wilayah Indonesia pada dasarnya sudah cukup baik.

Hal ini terlihat dari capaian vaksinasi dibandingkan dengan distribusi vaksin yang diterima di suatu daerah.

Baca juga: Dosen Unpad Sekaligus Peneliti Vaksin Sinovac Meninggal Dunia

“Dengan mengoptimalkan kerja seluruh kekuatan bangsa, termasuk TNI-Polri dan swasta, kami optimistis untuk dapat mencapai target 2 juta suntikan per hari di bulan Agustus,” kata Budi Gunadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com