Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Jitu Penanganan Saraf Kejepit ala Dokter RSUI

Kompas.com - 08/07/2021, 10:39 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Saraf kejepit merupakan penyakit umum yang bisa terjadi di tulang belakang, leher, siku, bahu, pergelangan tangan, punggung atau pada bagian tubuh lainnya.

Pada bagian pergelangan tangan, saraf terjepit bisa terjadi ketika kita mengerjakan sesuatu secara berulang seperti menulis, mengetik.

Baca juga: Mengenal Penyakit Gerd dari Guru Besar UI

Sedangkan pada tulang belakang bisa terjadi saraf kejepit karena trauma akan benturan, penuaan sehingga tulang atau cincin pelindung sudah tidak sekuat masa muda ketika menahan benturan.

Menurut Dokter Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Andra Hendriarto, untuk menangani saraf kejepit ada beberapa hal yang harus dilakukan.

Pertama, seseorang perlu mengenali tanda dan gejala misalnya nyeri pinggang, nyeri yang menjalar disertai baal (mati rasa), kesemutan, otot lemas dan lain-lain.

Hal kedua yang perlu diperhatikan, yaitu penanganan konservatif (mempertahankan keadaan) tanpa melakukan operasi seperti menggunakan obat-obatan tertentu atau fisioterapis.

"Namun, penanganan ini hanya bisa sembuh sementara sehingga sewaktu-waktu akan muncul kembali," jelas dia melansir laman UI, Kamis (8/7/2021).

Andra menyebut, penanganan konservatif juga bisa dilakukan dengan memperhatikan posisi ergonomis saat duduk.

Hal yang ketiga adalah menurunkan berat badan, selama penanganan ini jauh lebih baik dibandingkan dengan badan yang berlebih.

Baca juga: Kampus Mengajar, Satu Mahasiswa Undip Bertemu Jokowi dan Nadiem

Apabila penanganan konservatif tersebut tidak berhasil, sebut dia, bisa dilakukan tindakan operasi.

"Tindakan operasi saat ini jauh lebih modern dengan menggunakan endoskopi, sayatan tidak lebar, darah pada klien juga tidak terlalu banyak, waktu yang digunakan lebih optimal, dan pasien dapat cepat pulih seperti semula," kata dia.

Dia mengaku, penyembuhan saraf kejepit dengan menggunakan penanganan konservatif membutuhkan waktu rata-rata tiga minggu hingga satu bulan.

Sedangkan pemulihan pasca operasi bisa 1-2 bulan pertama dengan membatasi aktivitas yang berisiko memperparah luka pasca operasi.

Adapun tantangan selama mengalami saraf kejepit yaitu terhambatnya aktivitas sehari-hari dan gerakan seperti tidak bisa membawa barang terlalu berat.

"Peluang seseorang bisa terkena saraf kejepit mencapai 10 persen sampai 15 persen, tapi dapat meningkat pada ibu hamil yang mudah terkena nyeri pinggang," ujarnya.

Dia menambahkan, penanganan saraf kejepit dapat dilakukan dengan paling ringan yaitu konservatif dan berat seperti operasi.

Baca juga: PPKM Darurat, Pakar UGM: Pemerintah Perlu Antisipasi PHK Massal

Tak hanya itu, menjaga kesehatan tubuh dengan berolahraga, tidak merokok, dan memperhatikan posisi ergonomis dapat mencegah kita dari saraf kejepit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com