Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom IPB: Publik Harus Hentikan "Trade Off" Kesehatan dan Ekonomi

Kompas.com - 06/07/2021, 20:01 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia saat ini tengah menghadapi lonjakan kasus positif Covid-19. Berbagai kebijakan dilakukan pemerintah untuk menekan penyebaran virus corona di tengah masyarakat.

Termasuk adanya Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang diterapkan hingga 20 Juli mendatang.

Beberapa aturan dalam PPKM Darurat ini antara lain, kegiatan di pusat perbelanjaan, mal, pusat perdagangan tutup sementara.

Sedangkan kegiatan di restoran atau rumah makan hanya diperbolehkan delivery atau take away.

Baca juga: KKP Buka Formasi CPNS 2021 Lulusan SUPM/SMA/SMK, Cek Infonya di Sini

Cegah bencana kesehatan dan ekonomi

Dari kacamata dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) Iman Sugema, pemberlakukan PPKM Darurat merupakan alternatif yang harus ditempuh untuk mencegah terjadinya bencana kesehatan sekaligus bencana ekonomi.

Dengan kasus konfirmasi positif harian menyentuh angka 30.000, kondisi fasilitas kesehatan mempunyai risiko kolaps karena suplai oksigen dan jumlah tenaga kesehatan yang terbatas.

Pakar Ekonomi Moneter dan Perbankan IPB University ini mengatakan, behavioural economics memegang peranan penting untuk meningkatkan efektivitas kebijakan PPKM Darurat.

Baca juga: Minat Belajar Tinggi, Bahasa Indonesia Disiarkan di Radio Papua Nugini

Format kebijakan nasional PPKM Darurat seyogianya didesain dengan skenario PPKM Darurat plus di level daerah.

"Pemerintah daerah melalui Satgas Covid-19 dapat secara persuasif meyakinkan bahwa stay at home merupakan solusi untuk mengindari bencana. Sekaligus melakukan mekanisme enforcement yang sesuai dengan situasi masyarakat yang riil," terang Iman seperti dikutip dari laman IPB, Selasa (6/7/2021).

Publik harus hentikan trade off ekonomi dan kesehatan

Menurut Iman, pada hakikatnya, setiap individu bersifat risk averse. Sehingga media dapat berperan penting untuk mengamplifikasi informasi secara transparan mengenai kondisi saat ini.

Tentu saja kondisi ini membutuhkan perhatian dan partisipasi publik dalam penanganan pandemi secara serius.

Baca juga: Guru Sekolah Dasar Harus Beradaptasi dengan Pembelajaran Digital

Iman mengungkapkan, terlepas dari konteks kultur masyarakat Indonesia yang secara umum kurang adaptif, masyarakat serta sektor korporasi atau swasta diharapkan dapat memahami bahwa prioritas utama saat ini adalah kesehatan.

Untuk itu, publik harus menghentikan trade off yang berlebihan tentang ekonomi dan kesehatan.

"Skenario slow release saat ini diimplementasikan dalam perekonomian. Perbaikan penananganan pandemi dari sisi kesehatan pada gelombang kedua ini akan membuat ekonomi lebih cepat pulih," beber Iman.

Iman Sugema menekankan, bantuan sosial dalam bentuk tunai dan natura sangatlah penting sebagai bantalan kebutuhan ekonomi masyarakat.

Baca juga: Dosen Itera Teliti Tanaman Nyamplung sebagai Bahan Dasar Kosmetik

Selanjutnya, pada saat pemulihan ekonomi terjadi, diharapkan insentif fiskal berupa subsidi dapat digelontorkan untuk menyelamatkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com