Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Unair: Kasus Lonjakan Covid-19 Saat Ini Lebih Berbahaya

Kompas.com - 30/06/2021, 15:12 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Pakar Imunologi Unair, Prof. Theresia Indah Budhy mengatakan, kasus lonjakan Covid-19 saat ini lebih berbahaya dibandingkan dengan Maret 2020.

Hal itu disebabkan adanya virus varian baru yang bermutasi secara massif.

Baca juga: Cerita Alumni Unair, Kuliah S2 di Rusia Berkat Beasiswa

"Kasus sekarang ini lebih berat sebab ada double varian virus, sehingga salah satu cara yang harus dilakukan adalah meningkatkan sistem imun, selalu menjalankan protokol kesehatan, dan menggalakkan program vaksin," kata dia melansir laman Unair, Rabu (30/6/2021).

Memang, kata dia, anak muda tidak menyukai adanya pembatasan dan penekanan.

Tapi, harus diingat virus Covid-19 ini benar-benar ada dan nyata.

Untuk itu, bilang dia, setiap insan manusia harus bisa hidup berdampingan dengan menerapkan protokol kesehatan sebaik mungkin.

Tak lupa harus bisa menciptakan suatu hal yang baru, agar bisa bermanfaat saat pandemi Covid-19 seperti ini.

Alumni Fakultas Psikologi Unair, Diana Rahmasari menjelaskan, faktor kelelahan dan frustasi membuat banyak masyarakat abai dengan protokol kesehatan.

Untuk itu, sebut Diana, anak muda bisa menjadi agent of change dalam membantu edukasi protokol kesehatan.

"Jadi saya yakin, anak muda dapat mengembangkan kreativitasnya untuk membuat inovasi ini," ujarnya.

Baca juga: Kemendikbud Ristek: Begini Cara Tepat Gunakan Masker Dobel

Lanjut dia mengungkapkan, gagasan anak muda yang kritis dan kreatif dapat dijadikan sumber inovasi untuk melakukan suatu perubahan dengan memanfaatkan teknologi informasi.

Bahkan, dengan melatih daya analitik, anak muda dapat membentuk suatu pemikiran yang peka terhadap adanya permasalahan serta dapat memutuskan solusi efektif dalam menghadapi pandemi Covid-19.

"Melawan di sini artinya berdamai dengan Covid-19, mungkin mereka dapat mengadakan promosi protokol kesehatan melalui gadget, atau menciptakan suatu alat deteksi Covid-19 dan lain-lain," tegas Diana.

Bonus demografi

Saat ini, Diana mengaku, Indonesia sedang mengalami bonus demografi.

Di mana keadaan penduduk yang masuk ke dalam usia produktif jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif.

Hal itu bisa dimanfaatkan dengan maksimal untuk membantu permasalahan di era pandemi Covid-19 saat ini.

Baca juga: Unik, Mahasiswa Unair Bikin Produk Kecantikan Alami dari Kulit Jengkol

"Bonus demografi di Indonesia sekitar 60-70 persen, ini bisa menjadi aset yang sangat besar untuk membantu dalam edukasi protokol kesehatan maupun menciptakan inovasi yang lain," pungkas dia.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com