Oleh: Anindyo Widito | Dekan Fakultas Seni Rupa IKJ
KOMPAS.com - Dua tahun sudah sejak Pandemi Covid 19 diumumkan sebagai pandemi global di Indonesia, terdapat perubahan sangat signifikan khususnya dalam setiap gerak kehidupan manusia, tak terkecuali dalam kehidupan kampus di Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
Roda aktivitas dan kreativitas seakan melambat, tidak lagi terdengar suara-suara dari segala penjuru, baik di luar maupun dalam ruangan.
Suara yang terkadang bising memekakkan telinga yang keluar dari teriakan-teriakan mahasiswa teater yang sedang berlatih vokal, atau alunan musik perkusi yang lembut dari mahasiswa Musik tak lagi mengusik telinga.
Di sudut lain, keheningan menggantikan suara-suara mesin pemotong kayu dari mahasiswa Kriya Kayu, gesekan pemutar keramik dan suara-suara khas lainnya yang hanya terdengar di satu tempat saja di Jakarta.
Sejauh mata memandang, hanya kehampaan dan kekosongan belaka yang tersaji. Tak terlihat lagi kelompok- kelompok mahasiswa berbincang riuh di segala sudut.
Penampakkan mahasiswa yang berjalan menyandang tabung, membawa kanvas, kamera, atau alat musik di punggungnya digantikan oleh riuh rendahnya berjenis burung yang beraktivitas di ranting pohon bahkan tanah.
Pandemi Covid 19 merubah segalanya.
Baca juga: Mural Jembatan Pengangsaan, Wadah Pengabdian Masyarakat IKJ di Tengah Pandemi
Apakah "Kawah Candradimuka" tempat seniman-seniman itu digojlok sebelum berkiprah di tingkat nasional maupun internasional itu sekarang telah mati? Jawabannya adalah tidak!
Sesuai dengan hukum Archimides, kreativitas akan mencari jalannya sendiri untuk tetap hidup dan berkembang.
Kawah Candradimuka tersebut bernama Institut Kesenian Jakarta. Orang lebih akrab dengan menyebut singkatannya, IKJ.
Dampak Pandemi Covid 19 di IKJ tidak membuat IKJ kehilangan aktivitasnya. Justru dengan adanya pandemik tersebut, membuka ruang-ruang baru yang dapat dieksplorasi tanpa batas.
Terbukanya ruang-ruang dan ekosistem baru melahirkan diskursus, pemikiran dan proses kreatif yang baru, terutama dari sisi akademik.
Penjelajahan tak terbatas di ruang virtual memungkinkan adaptasi yang baik dengan program pemerintah, yaitu Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). Jauh sebelum program MBKM diluncurkan, IKJ sudah melakukan pembelajaran lintas Program Studi dan Fakultas.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.