Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Webinar Literasi: Penguatan Literasi Butuh Kolaborasi Pelbagai Pemangku Kepentingan

Kompas.com - 28/06/2021, 10:42 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Penguatan literasi tidak boleh terhenti, meski di tengah pandemi global Covid-19. Karenanya, dibutuhkan kolaborasi antar para pemangku kepentingan bidang literasi.

Hal ini mengemuka dalam webinar literasi yang digelar pada 26 Juni 2021 dan menghadirkan beberapa pembicara utama: Misbah Fikrianto (Penggagas Ide Perubahan), Ade Erlangga Masdiana (Sekretaris LLDikti XV Provinsi NTT, Agus Komarudin (Bakesbangpol Jawa Barat).

Turut menjadi pembicara:  Apud Kusaeri (Direktur PT Trusco Cipta Madani), Ridwan Solihin (Anggota DPRD Jawa Barat), Baban Sarbana (Praktisi Literasi), Budiyanto (Perwakilan Kemenpora), Ivan Ahda (Ketua Iluni Psikologi Universitas Indonesia), Apriliana (Perwakilan Sekneg), Arviantoni (Staf SEAMEO Qitep In Language).

"Diperlukan sebuah terobosan untuk melakukan akselerasi peningkatan literasi dengan beberapa hal, diantaranya dukungan kebijakan yang lebih spesifik, program literasi berbasis ekstrakurikuler, dan kampanye literasi," tegas Misbah Fikrianto dikutip dari rilis resmi (27/6/2021).

Misbah mengingatkan dalam pelaksanaan penguatan literasi diperlukan kerja sama semua pihak, baik dari pemerintah pusat, daerah, komunitas, dan lembaga lain.

Hal senada disampaikan Erlangga, "penguatan literasi dapat dilakukan lintas Kementerian dan Lembaga. Sinergi dilakukan dari hulu sampai kepada pelaksanaan literasi."  Ia meyakini, pembahasan literasi sangat luas dapat memberikan dampak besar untuk pemerataan pendidikan, peningkatan mutu, dan relevansi pendidikan di Indonesia.

Baca juga: Demi Wujudkan Kedamaian dan Kebhinekaan di Ranah Digital, Pemerintah Adakan Webinar Literasi Digital

Tantangan media sosial

Ditambahkan Agus, di Jawa Barat pengembangan literasi dilakukan secara adaptif, inovatif, dan kolaboratif. "Kolaboratif sampai kepada keluarga harus diberdayakan dengan baik," ungkap Agus.

Berdasarkan hal tersebut, Ridwan Solihin menjelaskan peran perpustakaan pusat, provinsi, dan daerah sangat penting. Ridwan menguatkan perlunya upaya mendorong produktivitas membaca melalui perpustakaan dan menggiatkan menulis kepada generasi muda.

Berkaitan dengan pengembangan perpustakaan, Budiyanto dari Kemenpora mendorong rumah dijadikan sebagai perpustkaan. "Peran orang tua dan masyarakat sangat penting untuk mendukung program literasi," tegas Budiyanto.

Penggiat literasi, Baban menjelaskan di masyarakat sedang dikembangkan literasi berbasis pengembangan gizi, inklusif finansial, dan literasi berbasis wisata.

Menurut Apriliana dari Sekretariat Negara mengatakan Presiden Jokowi sudah mendukung program literasi digital dan inklusi keuangan. April menjelaskan program literasi berkaitan dengan semua pihak.

"Oleh karena itu, dukungan untuk literasi dikembangkan dengan regulasi dan lebih menyeluruh lagi sangat ditunggu oleh kalangan praktisi." jelas Baban.

Secara kondisional, Apud menjelaskan bahwa budaya menonton lebih diminati ketimbang membaca dan menulis. "Kecenderungan anak-anak sekarang lebih banyak menonton dan ini merupakan habituasi yang sudah merebak dimana-mana," ucap Apud.

Demikian pula perkembangan podcast yang saat ini menjadi trend turut menjadi perhatian Arviantoni. "Ada hal yang harus dilakukan yaitu membekali anak-anak dengan pemilihan konten yang baik," ujar Arviantoni mengingatkan.

Baca juga: Pengoptimalan Literasi Digital Kunci Percepatan Kemajuan Bangsa

Sementara itu, Varhan menjelaskan penting edukasi literasi untuk generasi muda khususnya dalam menggunakan media sosial. Pentingnya pembekalan akan etika dan karakter pada penggunaan media sosial ucap Varhan.

Menanggapi hal itu, Misbah mengatakan dalam penguatan literasi untuk menyediakan konten-konten literasi yang sesuai dengan nilai-nilai budaya Indonesia. "Semua aktivitas didorong untuk mendorong peminatan, pembiasaan, dan sampai kepada pembudayaan," tambah Misbah.

"Semoga kita semua dapat berkontribusi untuk kemajuan literasi di Indonesia," pungkas misbah menutup diskusi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com