KOMPAS.com - Antusiasme membaca masyarakat Indonesia belum diimbangi dengan jumlah buku yang bisa diakses dan distribusinya.
Ketersediaan buku yang belum memadai menunjukkan bahwa kondisi yang dialami Indonesia bukan rendahnya minat baca, melainkan kekurangan buku. Menurut standar yang ditetapkan UNESCO, seharusnya ada tiga buku untuk satu orang penduduk.
Duduk soal rendahnya minat baca ini mengemuka dalam Perpusnas Writers Festival diselenggarakan pada 14-18 Juni 2021.
Kegiatan diisi dengan sharing session dengan para penulis dan lokakarya penulisan ini digelar secara daring dan bisa diikuti masyarakat tanpa dipungut biaya. Kegiatan ini juga disiarkan secara langsung di kanal YouTube Perpustakaan Nasional RI.
Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Joko Santoso mengungkapkan, pada tahun 2020, Perpusnas melakukan kajian aktivitas membaca masyarakat Indonesia.
Hasilnya, mendapatkan angka yang cukup tinggi yakni rata-rata 9 jam 52 menit per pekan.
Baca juga: Misbah Fikrianto: Perlu Dukungan Semua Pihak untuk Memajukan Literasi
Penulis sekaligus pegiat literasi, Maman Suherman, sepakat dengan hal ini. Berdasarkan pengalamannya berkeliling Indonesia dan bertemu dengan banyak taman bacaan masyarakat dan pemustaka.
Maman menilai permasalahan yang ada bukan mengenai rendahnya minat baca, melainkan akses terhadap bahan bacaan.
Dalam sharing session Perpusnas Writers Festival 2021 yang diselenggarakan secara virtual, Maman berkisah pernah hampir tenggelam saat menaiki perahu Pustaka di Sulawesi Barat.
Saat itu, ujarnya, bukan cuma dia yang diselamatkan tapi buku-buku pun ikut dijaring, kemudian disetrika setiap halamannya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.