Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/06/2021, 09:02 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas yang tidak gagap teknologi, harusnya sudah dipersiapkan jauh-jauh hari.

Chief Administration Officer PT Trakindo Utama, Yullia Yasmina menyebut Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas di bidang teknologi telah menjadi kebutuhan.

Yulia percaya membangun SDM berkualitas di bidang teknologi dapat dilakukan melalui pendidikan.

"Strategi dan perubahan di bidang pendidikan tinggi yang kemudian berdampak pada pendidikan menengah akan menentukan kemampuan SDM di Indonesia di bidang teknologi," kata Yulia dalam Bincang Perspektif Trakindo: Masa Depan Pendidikan Teknologi di Indonesia Pasca Pandemi Covid-19 gelaran Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) secara daring.

Ia mengatakan, industri akan sangat membutuhkan SDM berkualitas. Penyerapan SDM berkualitas sudah barang tentu membuat dunia industri bakal lebih maju.

Baca juga: Lima Cara Mengasah Jiwa Inovatif dan Jadi Lebih Kreatif

"Kami dari dunia industri harus dapat memanfaatkan momentum ini untuk menjadi lebih inovatif, proaktif, dan adaptif dalam menghadapi tantangan zaman yang terjadi saat ini dan di masa depan nantinya," papar Yulia.

Dia mengatakan, saat ini teknologi menjadi tulang punggung dalam pembangunan Indonesia. Terlebih, di masa intensifikasi pembangunan infrastruktur yang saat ini tengah digencarkan di berbagai daerah di Indonesia.

Selanjutnya, teknologi juga menjadi kebutuhan utama di tengah revolusi industri 4.0 yang baru dimulai dan akan menghadirkan tantangan-tantangan baru. Baik itu berupa perubahan cara masyarakat bekerja hingga mencapai tujuannya.

Seiring perkembangan teknologi di era revolusi industri 4.0, kata dia, kemajuan di bidang industri, utamanya alat berat, membutuhkan SDM yang tidak hanya terampil di bidang mekanikal, tapi juga di bidang elektrikal.

Baca juga: Mahasiswa ITS Ubah Mangrove Menjadi Produk Makanan Bayi

Pihaknya pun mendukung pengembangan di jurusan-jurusan terkait teknologi, serta menambah dukungan dan kerja sama di bidang elektrikal.

"Selain memenuhi kebutuhan bisnis, hal ini diperlukan untuk menyiapkan tenaga terlatih yang siap kerja dan mampu menghadapi tuntutan teknologi masa depan," ungkap Yulia.

Sementara, Rektor ITS Mochamad Ashari membeberkan permasalahan dunia industri tak hanya dipecahkan lewat pemanfaatan teknologi. Namun bagaimana juga persoalan yang ada di dunia industri kerap terhadang regulasi.

Biasanya di Indonesia, kata dia, sistem sudah berjalan, namun regulasi masih belum dipersiapkan.

"Teknologi jalan tapi regulasi belum siap dan yang penting adalah SDM, ada enggak yang mengoperasikan, tapi ini suatu keniscayaan yang akan masuk dan sudah masuk," ujarnya.

Saat ini saja, sudah terdapat perusahaan dengan model industri yang yang memanfaatkan teknologi secara masif. Misalnya Gojek, Tokopedia, Bukalapak hingga Shopee, Telkom, Garuda, Pertamina hingga Trakindo.

"Semua perusahaan ini, baik yang baru dan lama, itu semua bergeser ke ekonomi digital, artinya pertemuan antara pembeli dan penjual itu bergeser, bukan di pasar dan mall, tapi ada di e-commerce. Pembayaran sudah tidak pakai cash tapi e-payment, pengiriman juga sudah menggunakan e-logistic. Itu kira-kira kondisi industri di Indonesia," ungkapnya.

Baca juga: Hari Terakhir Daftar Jalur Mandiri UGM, Ini Syaratnya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com