Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Unair: Meski Divaksin, Orang Bisa Kembali Tertular Covid-19

Kompas.com - 10/06/2021, 21:40 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, tiga tenaga kesehatan (nakes) di Bangkalan meninggal dunia terkonfirmasi positif Covid-19.

Sejumlah pakar menduga, ketiga nakes itu terpapar varian baru Covid-19, yaitu Varian B117 (Alpha) dan B1351 (Beta).

Baca juga: Pakar Unair: 2 Hal Ini Picu Obsesitas

Lantas benarkah varian baru tersebut mampu menginfeksi meski seseorang telah divaksinasi?

Dosen Fakultas Kedokteran (FK) sekaligus Pakar Imunologi Unair, Agung Dwi Wahyu Widodo menjelaskan, walaupun sudah divaksin, seseorang dapat mengalami proses reinfeksi atau tertular kembali Covid-19.

Hal itu, kata dia, timbul karena beberapa sebab. Pertama, dikarenakan produk antibodi yang dihasilkan oleh vaksinasi masih belum tinggi.

Alhasil, tubuh tidak mampu melakukan netralisasi virus yang masuk, sehingga virus menyebar dan menghasilkan penyakit.

"Pada beberapa kasus, walaupun sedikit, bisa terjadi reinfeksi pada varian Alpha. Begitu pula dengan varian Beta yang dapat menimbulkan reinfeksi juga walaupun tidak tinggi," ucap dia melansir laman Unair, Kamis (10/6/2021).

Yang kedua, sambung dia, pada orang tertentu kemungkinan antibodi memang tidak dihasilkan terlalu tinggi. Sehingga yang terjadi virus dapat bertahan dan menimbulkan infeksi.

Sementara itu, Agung menyatakan, Hongkong dan beberapa negara Eropa serta Amerika menemukan virus yang menginfeksi setelah vaksinasi, ternyata virus ietu berbeda varian.

Menurut dia, hal itu memungkinkan terjadinya proses reinfeksi.

"Meski sudah divaksin, karena virus Covid-19 beda varian, maka bisa terjadi proses reinfeksi tadi," jelas dia.

Baca juga: Rektor IPB Harap Kampus Masuk Peringkat 400 Terbaik Dunia

Terkait efikasi vaksin pada varian baru, Agung menyampaikan, secara umum varian Alpha dapat dinetralisir terhadap hampir semua vaksin.

Sedangkan pada varian Beta, banyak vaksin mengalami proses penurunan efikasi.

"Beberapa waktu yang lalu, WHO sudah merilis laporan riset tentang efikasi vaksin dari berbagai vaksin yang ada di dunia. WHO menyebut efikasi vaksin beragam antara satu orang dengan yang lain bagaimana responnya terhadap varian tadi," tegas dia.

Agung mengimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir tentang efikasi dari vaksin yang diberikan di Indonesia.

Sebab, dia menegaskan, Sinovac masih dapat digunakan pada kedua varian tersebut.

Perlu diketahui, secara epidemiologi, virus yang berasal dari Inggris dan Afrika Selatan itu mampu menyebar dengan cepat, sehingga meningkatkan insiden serta menimbulkan kesakitan dan kematian yang tinggi.

Untuk itu, Agung menyarankan agar pemerintah segera mengambil tindakan untuk mengantisipasi lonjakan kasus.

Mulai dari peningkatan sarana dan prasarana perawaran ruang isolasi pasien Covid-19, baik diisolasi sebagai OTG maupun yang sudah mengalami Covid-19 (ringan maupun berat).

Lalu jangan lupa menjalankan protokol kesehatan dengan ketat.

Baca juga: Pakar Unair: Sinetron Zahra Sadarkan Masyarakat Bahaya Pernikahan Dini

"Tujuannya dalam rangka untuk mencegah proses transmisi virus Covid-19," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com