Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Guru Besar UPI Jelaskan Peran Kebijakan dan Olahraga dalam Pembangunan

Kompas.com - 08/06/2021, 15:00 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

“Ketiga ruang lingkup olahraga tersebut menjadi sumber pengarah dalam merumuskan kebijakan dalam pembangunan olahraga untuk menjawab tantangan pada masa depan berdasarkan tren global,” lanjut pria bergelar professor tersebut.

Tren global pendidikan jasmani

Ma’mun menambahkan, tren global dalam pendidikan jasmani dan olahraga kini mewujud menjadi medium pendidikan melalui aktivitas jasmani dan gerak terkoordinasi yang terbimbing.

Pendidikan ini bukan hanya bermakna dalam perolehan keterampilan jasmani (physical skill), keterampilan berolahraga (sport skill), kebugaran jasmani (physical fitness).

Akan tetapi, pendidikan ini juga sudah masuk dalam rangka pengembangan anak muda yang positif (Positive Youth Development/PYD).

Hal ini seperti diyakini bahwa melalui olahraga, anak-anak dan remaja belajar nilai-nilai dan keterampilan yang akan melayani mereka dengan baik ketika mempersiapkan diri untuk sisa hidup ke depannya (Danish et al., 2004).

Ini juga sesuai pendapat Fraser-Thomas (et al, 2007) serta Bean dan Forneris (2016) bahwa potensi program olahraga remaja untuk mendorong perkembangan positif seiring dengan upaya mengurangi risiko perilaku bermasalah.

Oleh karena itu, program olahraga untuk PYD memerlukan perencanaan dan pengintegrasian dalam proses latihan yang terstruktur dan disengaja dengan baik.

Maksud terstruktur dan disengaja (intentionally structuring) itu adalah apa yang menjadi sasaran dalam kegiatan olahraga harus dipahami, disimulasikan, dan didiskusikan selama kegiatan pembelajaran dan/atau pelatihan olahraga tersebut berlangsung.

Baca juga: Dies Natalis UPI ke-66 : UPI Lebih Berprestasi dan Berinovasi di Masa Pandemi

Sebagai contoh, kegiatan olahraga yang dirancang secara terstruktur dan disengaja, bermuatan integrasi life skills, maka semua komponen life skills tersebut harus disampaikan, disimulasikan dalam praktik, dan didiskusikan pada bagian akhir.

Selain itu, pendidikan olahraga (sport education) yang terkait dengan pendidikan jasmani untuk kaum millenial baru menggariskan berbagai sasaran, yaitu pengembangan keterampilan motorik (motor skill development), performa dan pengetahuan taktikal (tactical knowledge and performance), dan kebugaran (fitness).

Lalu, ada pula pengembangan pribadi/sosial (personal/social development) seperti cooperation, empathy, self-discipline.

Kemudian sikap siswa (student attitude) seperti enthusiasm dan enjoyment, serta nilai (values) seperti affinity, equity, culture (Wallhead & O’sullivan, 2005).

Mengutip Beutler (2008), Ma’mun menjelaskan, olahraga dan aktivitas jasmani memiliki empat manfaat dari 17 yang tercatat.

Pertama, memiliki dampak positif pada kesehatan masyarakat dan pencegahan penyakit.

Kedua, mengembangkan masyarakat yang lebih kohesif dan berkelanjutan. Ketiga, menanggulangi perilaku anti-sosial dan takut akan kejahatan.

Kemudian keempat, memastikan kaum muda mendapatkan awal terbaik dalam hidup.

“Dalam konsep pelayanan publik, kehadiran negara/pemerintah sangat penting untuk memberikan peluang kepada setiap orang secara inklusif agar mendapatkan akses dalam berbagai kegiatan yang bersentuhan dengan kehidupan masyarakat termasuk dalam bidang olahraga,” terangnya.

Baca juga: Manfaat Olahraga di Malam Hari Lebih Maksimal untuk Tubuh

Menurutnya, olahraga layak dinyatakan sebagai wilayah kebijakan publik karena bersentuhan dengan upaya membangun kualitas hidup masyarakat.

Konsekuensi dari hal tersebut adalah kebijakan dalam pembangunan olahraga nasional harus dirumuskan dan direncanakan dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan publik seiring dengan demokrasi sistem politik yang dianutnya.

Untuk hal tersebut, dia menyadari diperlukannya perubahan cara pandang dalam memaknai hakikat olahraga sebagaimana potensi yang terkandung di dalamnya, yaitu menjadi instrumen pembangunan.

Ma’mun mencontohkan, olahraga di Jepang dijadikan sebagai sumber pendorong untuk mempercepat pembangunan sektor-sektor lainnya (Yamamoto, 2012).

Kemudian, diperlukan pula pergeseran paradigma yang dilakukan dari development of sport ke development through sport. Hal ini terjadi di Korea Selatan (Korsel) karena pemerintah setempat ingin menjadikan negaranya benar-benar maju (Ha et al., 2015).

Kebijakan pembinaan dan pengembangan olahraga

Lebih lanjut, Ma’mun juga menjelaskan kebijakan pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan (Physical Education and School Sport/PESS) yang ideal.

Menurutnya, ada empat muara dalam wacana ini, pertama, pendidikan jasmani sebagaimana rancangan kurikulum yang berorientasi pada pengembangan kebiasaan beraktivitas jasmani sepanjang hayat.

Baca juga: Wisudawan UPI Gelombang III 2020 Diminta Berkontribusi pada Pendidikan Bangsa

Kedua, aktivitas jasmani di lingkungan sekolah di luar jam pelajaran sekolah yang dikenal sebagai out of school hours activity (OSHA) sebagai pembentukkan partisipasi sepanjang hayat (life long participation).

Ketiga, olahraga sebagai ekstrakurikuler dalam rangka upaya pengembangan bakat bagi anak-anak yang memiliki minat.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com