KOMPAS.com - Saat ini, mahasiswa tak hanya dituntut cakap disatu bidang ilmu saja. Tetapi juga harus bisa menguasai bidang ilmu lain.
Kenapa hal ini penting? Ternyata ketika lulus kuliah, banyak dijumpai para lulusan bekerja di bidang ilmu yang berbeda dari jurusannya.
Maka tak heran jika Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim mengeluarkan Kebijakan Kampus Merdeka.
Baca juga: Merdeka Belajar Episode 6, Ini 3 Terobosan Nadiem untuk Perguruan Tinggi
Pada peluncuran Merdeka Belajar Episode 2 awal 2020 yang lalu, Nadiem menyatakan bahwa kini penting sekali mahasiswa juga belajar di rumpun ilmu yang lainnya.
Menurutnya, ketika satu rumpun ilmu digabungkan dengan rumpun ilmu lainnya, biasanya akan melahirkan suatu karya yang unik dan inovatif.
Dalam tayangan cuplikan video yang diunggah ulang di akun Instagram Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbud Ristek, Selasa (1/6/2021), Nadiem memberikan paparannya.
Dijelaskan, ketika mahasiswa berpartisipasi dalam program Kampus Merdeka, pengalaman tersebut bisa dikonversikan ke SKS dan tidak menghalangi proses kuliah keseluruhan.
"Hal ini diterapkan tidak hanya untuk memastikan bahwa lulusan-lulusan kita bisa berkarir sesuai dengan minat mereka, namun juga terbekali dengan kombinasi disiplin ilmu yang memang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan industri kerja yang semakin kompleks," terang Nadiem.
Mengapa perlu belajar di luar prodi?
Menurut Nadiem, sekarang apakah ada dunia kerja yang hanya menggunakan satu rumpun ilmu saja?
"Apa profesi zaman sekarang yang hanya menggunakan satu rumpun ilmu? Hampir tidak ada, semua profesi di dunia nyata itu membutuhkan kombinasi dari beberapa disiplin ilmu," terang Mendikbud Ristek.
Baca juga: Pendaftaran Beasiswa Paragon Mahasiswa D3-S1 Diperpanjang
Nadiem mencontohkan bahwa seorang insinyur yang baik selain mengerti ilmu teknik, juga harus dibekali dengan ilmu desain.
Tak hanya itu saja, insinyur juga harus paham nantinya orang bisa menggunakan produknya atau paham dengan suatu mesin yang dibuat.
"Bagaimana menjadi sutradara yang baik, kalau kita jago bikin film tapi tidak bisa memasarkannya ke berbagai macam tempat. Maka harus paham soal sumber pendanaan, produser, cara memasarkannya dan lain-lain," katanya.
Namun kenyataannya sekarang ini, lulusan S1 justru akhirnya berkarir di tempat yang berbeda atau berbeda dari jurusannya.
Kebijakan Kampus Merdeka ini, menurut Mendikbud Ristek, bertujuan untuk mengubah program S1 agar mendorong mahasiswa dapat belajar menghadapi tantangan masa depan yang penuh ketidakpastian.
"Program ini untuk mengubah sistem S-1 yang bisa benar-benar mempersiapkan mahasiswa kita berenang di laut terbuka yaitu dunia nyata," terangnya.
Ternyata, upaya ini telah jamak dilakukan oleh perguruan tinggi, baik di dalam maupun luar negeri. Hal ini sangat erat dengan penguatan karakter generasi muda.
Baca juga: Calon Mahasiswa, Yuk Intip Biaya Kuliah Kedokteran di UB dan UNS
"Inilah pendidikan yang problem focused, yang secara langsung menguatkan karakter," tandasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.