Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendikbud Ristek Anggarkan Rp 270 Miliar untuk Program Kampus Vokasi

Kompas.com - 25/05/2021, 16:15 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset Teknologi (Kemendikbud Ristek) meluncurkan Merdeka Belajar Episode 11: Kampus Merdeka Vokasi.

Untuk menciptakan lulusan vokasi yang kompeten, produktif dan kompetitif, Kemendikbud Ristek merancang program dan pendanaan untuk pendidikan vokasi.

Kampus Merdeka Vokasi mencakup anggaran yang disiapkan Kemendikbud Ristek total sebanyak Rp 270 miliar. Anggaran itu khusus untuk dua program Kampus Merdeka Vokasi.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset Teknologi Nadiem Makarim mengatakan, program utama Kampus Merdeka Vokasi akan digelontorkan dana sebesar Rp 270 miliar.

Dana itu terbagi manjadi dua program utama, yakni dana kompetitif Kampus Vokasi sebesar Rp 90 miliar dan dana padanan sebesar Rp 180 miliar.

Dalam peluncuran Merdeka Belajar Episode 11: Kampus Merdeka Vokasi Nadiem memaparkan kegunaan anggaran dalam dua program utama tersebut.

Baca juga: Nadiem Makarim: Lulusan Vokasi Langsung Kerja dan Peroleh Upah Layak

Dana kompetitif

Dana kompetitif kampus vokasi ini berfokus pada dua program. Kemendikbud Ristek akan memberikan anggaran sebesar Rp 90 miliar.

Nadiem menerangkan, dana kompetitif ini khusus bagi dua program, yakni:

1. Program SMK-D2 jalur cepat

Nadiem menjelaskan, program ini untuk memperbesar program-program D2 yang berkaitan dengan SMK.

Nadiem berharap, dengan program ini diharapkan bisa menjadikan talenta siap ke memasuki dunia profesional.

"Kondisi saat ini, kurang jumlah prodi D2, kebutuhan dunia kerja untuk posisi spesifik operator dan teknisi ahli dengam skill itu cukup banyak. Namun waktu yang ditempuh selama SMK lama dan tidak banyak suplai program D2," kata Nadiem dalam Merdeka Belajar Episode 11: Kampus Merdeka Vokasi yang diadakan secara virtual, Selasa (25/5/2021).

Baca juga: Makna Tradisi Sedekah Laut Nelayan Jepara Menurut Peneliti Undip

Menurut Nadiem, industri membutuhkan peningkatkan soft skill yang lebih lama dan kedewasaan profesionalisme pekerjaan.

"Kami ingin menyambungkan program SMK dengan Perguruan Tinggi vokasi untuk menciptakan SMK-D2 jalur cepat. Lebih banyak prodi D2 bekerjasama dengan SMK untuk melanjutkan seolah-olah SMK dan D2 jadi satu kesatuan yang nyambung," ungkap Nadiem.

Lulusan D2 dapat mendukung potensi lokal, kawasan industri, kawasan ekonomi dan berbagai sklil teknis yang dibutuhkan industri strategis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com