Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nadiem Makarim: Lulusan Vokasi Langsung Kerja dan Peroleh Upah Layak

Kompas.com - 25/05/2021, 14:34 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset Teknologi (Kemendikbud Ristek) meluncurkan Merdeka Belajar Episode 11: Kampus Merdeka Vokasi.

Tema ini diangkat sebagai bukti keseriusan pemerintah, dalam hal ini Kemendikbud Ristek untuk melakukan transformasi di bidang pendidikan vokasi.

Dengan perombakan total ini diharapkan siswa dari sekolah maupun perguruan tinggi vokasi segera bisa mendapatkan pekerjaan setelah lulus.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim mengatakan, visi Kampus Merdeka Vokasi sederhana tapi cara mencapainya sangat sulit.

Yakni, memastikan integrasi pendidikan tinggi vokasi dan dunia kerja semakin erat.

Hal ini bukan hanya dilakukan dengan cara menjalin kerjasama atau MoU saja. Tapi ada definisi baru, keeratan dan sinkronisasi dari berbagai macam aspek perguruan tinggi dan prodi-prodi tersebut.

"Kita ingin, anak-anak vokasi langsung bekerja dari pembelajaran yang dijalani perguruan tinggi vokasi. Goal jelas, anak-anak mendapatkan pekerjaan di berbagai macam industri secepat mungkin dan dengan upah layak," terang Nadiem dalam acara peluncuran Merdeka Belajar Episode 11: Kampus Merdeka Vokasi yang diadakan secara virtual, Selasa (25/5/2021).

Nadiem menerangkan, essensi dari obyekif atau goal dari visi lulusan vokasi yakni menjadi lulusan yang kompeten, produktif dan lulusan kompetitif.

Hal ini perlu mentransformasikan paradigma lama yakni banyak lulusan perguruan tinggi vokasi atau politeknik tidak mendapatkan kesempatan yang sama seperti perguruan tinggi lainnya yang sifatnya lebih akademis.

"Hal ini harus dikoreksi bersama agar lulusan vokasi jauh lebih produktif dan kompetitif," tegas Nadiem.

Perketat link and match

Nadiem menegaskan, dalam Kampus Merdeka Vokasi ini, seluruh pihak perlu merubah total paradigma lama. Standar link and match tidak hanya sekedar melakukan MoU tapi harus memenuhi 8+i.

Sehingga link and match yang dilakukan jauh lebih ketat dan mendalam daripada sekedar MoU.

Kemendikbud Ristek memastikan 8 elemen ini benar-benar terpenuhi agar bisa disebut institusi perguruan tinggi vokasi yang link and match dengan industri. Delapan elemen ini, antara lain:

1. Kurikulum harus disusun bersama

Nadiem menjelaskan, jika tidak ada bukti kurikulum disusun bersama berarti bukan link and match. Kurikulum disusun bersama harus melengkapi aspek hard skill tapi juga soft skill kebutuhan dunia kerja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com