Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makna Tradisi Sedekah Laut Nelayan Jepara Menurut Peneliti Undip

Kompas.com - 25/05/2021, 13:40 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Indonesia kaya akan budaya. Di tiap daerah mempunyai tradisi berbeda-beda untuk memperingati sesuatu.

Di desa Ujung Batu, Jepara, Jawa Tengah memiliki upacara tradisional sedekah laut atau sering disebut juga dengan pesta lomban.

Upacara tradisional ini diadakan masyarakat Jepara khususnya yang bermata pencaharian sebagai nelayan.

Tradisi ini masih terus dilaksanakan masyarakat nelayan di sekitar Desa Ujung Batu dan merupakan puncak sekaligus penutup acara Syawalan tepat seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri.

Baca juga: Jarak Domisili hingga Usia Jadi Kriteria Pemeringkatan PPDB Jatim 2021 

Tradisi yang dilakukan para nelayan

Upacara tradisi sedekah laut ini dimaknai sebagai ungkapan syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Meskipun di sisi lain masih terkait tradisi lama dengan mengaitkan rasa syukur tersebut kepada penguasa laut.

Tim peneliti Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro (Undip) Sri Indrahti, Siti Maziyah, Alamsyah dan Yanuar Yoga Prasetyawan tertarik untuk menggali lebih jauh mengenai makna-makna dalam tradisi kebudayaan upacara sedekah laut yang rutin dilaksanakan masyarakat Desa Ujung Batu, Jepara, Jawa Tengah.

Penelitian ini juga selaras dengan Pola Ilmiah Pokok (PIP) Undip yaitu Tropical and Coastal Region Eco-development atau Pengembangan Ekologis Wilayah Pesisir dan Tropis.

"Ajaran agama Islam telah berakulturasi dengan kepercayaan dan adat kebiasaan masyarakat Desa Ujung Batu. Kebiasaan selamatan kepada penguasa laut yang dilakukan nelayan di Desa Ujung Batu menjadi salah satu bentuk akulturasi," urai Sri Indrahti, salah satu tim peneliti sekaligus Dosen Sejarah Undip seperti dikutip dari laman undip.ac.id, Selasa (25/5/2021).

Baca juga: Riset UGM: Mahasiswa Perlu Skill Ini agar Dapat Pekerjaan Ideal

Dianggap bisa mendatangkan bahaya jika tidak dilakukan

Menurut Sri, masyarakat nelayan memiliki kepercayaan apabila tradisi tersebut ditiadakan maka akan timbul bencana seperti ombak yang terlalu lama, angin kencang, dan pohon-pohon besar runtuh, yang menimpa masyarakat nelayan.

Tahapan sedekah laut, antara lain:

  • Arak-arakan kerbau
  • Pemotongan kerbau
  • Selamatan dan ziarah
  • Pentas wayang kulit di tempat pelelangan ikan Ujung Batu
  • Upacara pelarungan sesaji di TPI dan pesta lomban

"Pesta lomban menjadi hal yang menarik karena merupakan puncak acara dari pekan Syawalan yang diselenggarakan pada tanggal delapan Syawal. Sajian utama pada pesta ini adalah kupat, sehingga sering pula dinamakan sebagai bodo kupat," beber Sri.

Menurut masyarakat Jepara, kata lomban berasal dari kata lomba-lomba atau lelumban yang artinya bersenang-senang setelah menjalani puasa selama sebulan penuh di bulan Ramadhan.

Baca juga: Webinar Unair: Bisnis RPH Menjanjikan asal Dikelola dengan Cara Ini

Setelah sesaji pada miniatur kapal dilepas, maka para nelayan menceburkan diri ke laut untuk berebut mengambil sesaji dan dimulailah 'perang teluk' itu dari kapal-kapal lainnya.

'Perang teluk' menggunakan kupat dan lepet sebagai pelurunya. Perang itu diakhiri dengan mendaratkan perahu ke Pantai Kartini, yang dahulu merupakan Pulau Kelor.

"Setelah acara pelarungan selesai, di TPI Ujung Batu kembali dilakukan selamatan dengan menyelenggarakan pagelaran wayang kulit," imbuh Sri.

Menjadi harapan keselamatan

Penelitian ini menunjukkan banyaknya tradisi budaya yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Jepara.

Baca juga: Fisikawan Medik Banyak Dibutuhkan di Indonesia, Ini Kata Dosen Unpar

Tradisi budaya sedekah laut dengan berbagai ragam kulinernya mempunyai makna simbolis mendorong spirit para nelayan dalam melakukan penangkapan ikan di laut.

"Tradisi ini juga berisi harapan keselamatan dalam menjalankan pekerjaannya sebagai nelayan dan sebagai simbol yang berkaitan dengan kejayaan Jepara sebagai kota maritim" pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com