Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fisikawan Medik Banyak Dibutuhkan di Indonesia, Ini Kata Dosen Unpar

Kompas.com - 24/05/2021, 18:30 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Istilah Fisika Medis mungkin belum terlalu familiar di telinga masyarakat. Padahal penggunaan ilmu fisika untuk kepentingan kesehatan dan pengobatan cukup banyak diterapkan.

Misalnya penggunaan sinar-X atau X-Ray yang sering digunakan untuk memindai barang bawaan hingga dipergunakan di rumah sakit

Nantinya, lulusan Fisika Medis berpotensi sebagai Fisikawan Medis. Belum pernah mendengar Fisikawan Medis? Yuk simak apa itu profesi Fisikawan Medis dan peluang kerjanya di Indonesia.

Dilansir dari laman resmi Aliansi Fisikawan Medik Indonesia, Fisika Medis adalah cabang ilmu fisika yang menggunakan prinsip, metode, dan filosofi fisika dalam praktik dan penelitian untuk pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Baca juga: Ini Lho 9 Prospek Kerja Prodi Teknik Pangan ITS

Apa itu profesi Fisikawan Medik?

Sementara Fisikawan Medik adalah individu profesional yang mempraktikkan ilmu fisika medis. Menjadi fisikawan medik memerlukan pendidikan dan pelatihan terstruktur mengenai konsep dan teknik penerapan fisika dalam bidang medis. Fisikawan medik dapat bekerja di institusi fasilitas pelayanan kesehatan, akademik, atau penelitian.

Dosen Program Studi Fisika Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Flaviana Catherine mengatakan, sebagian besar orang jarang mendengar soal Fisika Medis atau profesi Fisikawan Medik.

Padahal saat ini teknologi kesehatan terus berkembang, sehingga dibutuhkan tenaga ahli yang bisa menguasai teknologi dalam dunia medis.

"Berbicara soal radiologi, sesuai standar, kini harus dilaksanakan oleh ahlinya, oleh karena itu lulusan Fisika Medis nantinya akan sangat dibutuhkan di masa kini dan mendatang," kata Flaviana seperti dikutip dari laman unpar.ac.id, Senin (24/5/2021).

Flaviana menjelaskan, risiko dari penggunaan alat medis terutama pada peralatan yang menggunakan radiasi tak pernah bisa dipastikan.

Baca juga: Mengenal Prodi Perikanan Tangkap dan Prospek Kerjanya

Optimalkan paparan radiasi bagi pasien

Secara paralel, risiko radiasi sejalan dengan manfaat yang diberikan. Fisikawan medik, lanjutnya, merupakan pihak yang dapat mengoptimalkan radiasi agar memberikan lebih banyak manfaat sembari menekan risiko.

"Ini suatu bidang yang mungkin agak baru di Indonesia, tetapi sebenarnya sudah berkembang cukup luas di luar negeri. Di tiap rumah sakit, fisikawan medik kerjanya di ‘belakang layar’, di departemen atau laboratorium radiologi," beber Flaviana.

Flaviana mengungkapkan, semua peralatan erat kaitannya dengan risiko paparan radiasi. Seorang fisikawan medik ini bekerja untuk menekan risiko, agar radiasi baik yang diterima oleh pasien.

"Seorang fisikawan medik mengoptimalkan manfaat dari paparan radiasi, sekaligus meminimalisir risiko radiasinya," ungkap Flaviana.

Baca juga: Politeknik PU Buka Penerimaan Mahasiswa Baru, Cek Biaya dan Syaratnya

Fisika Medis ada di Unpar sejak tahun 2020

Flaviana menerangkan, di Unpar, Program Fisika Medis baru dimulai tahun 2020 lalu. Dalam hal ini, Program Fisika Medis merupakan salah satu konsentrasi atau peminatan yang ada di Program Studi Fisika Unpar.

Flaviana menambahkan, landasan Unpar membuka program Fisika Medis sesuai regulasi pemerintah. Pertama merujuk Kepmenkes No.048/MENKES/SK/I/2007 yang intinya telah mengatur satu keputusan bahwa fisikawan medik menjadi salah satu tenaga kesehatan yang harus ada di tiap rumah sakit.

Didukung pula UU Nomor 36 Tahun 2014 dan terbaru dikeluarkannya Permenkes Nomor 24 Tahun 2020 yang isinya pun mengatur bahwa di setiap radiologi klinik wajib memiliki paling tidak satu tenaga fisikawan medik.

Dilandasi regulasi tersebut, Unpar pun membuka Program Fisika Medis yang memang nantinya tentunya dibutuhkan untuk memenuhi profesi fisikawan medis tersebut.

“Jadi di rumah sakit-rumah sakit yang memiliki laboratorium atau departemen radiologi, tidak hanya harus ada dokter. Tetapi juga wajib ada seorang fisikawan medik di dalam laboratorium radiologi tersebut,” ucapnya.

Baca juga: Turunkan Kolesterol dengan Infused Water Inovasi Mahasiswa UM

Kebutuhan lulusan fisika medik cukup besar

Flaviana menjelaskan, tantangan dan peluang kerja lulusan fisika medis. Hal ini berkaitan erat dengan stakeholder bidang kedokteran di Indonesia.

Merujuk data yang ada, saat ini ada lebih dari 2.800 rumah sakit dan 1.000 klinik. Dari jumlah tersebut, terdapat 2.000 pusat radiologi dan 120 di antaranya merupakan pusat radiologi interventional.

Dari 120 pusat radiologi yang ada, terdapat sebanyak 16 pusat kedokteran nuklir dan 4 pusat radioterapi. Dengan fasilitas dan sumber daya yang ada itu, berdasarkan data Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), Indonesia membutuhkan minimal 1.500 fisikawan medik klinik.

Dengan perhitungan distribusinya, Jawa dan Bali membutuhkan sekitar 1.100 fisikawan medik, Indonesia bagian Barat dan Timur masing-masing membutuhkan 200 fisikawan medik.

Kendati demikian, sampai dengan September 2019, tenaga fisikawan medik yang baru dimiliki Indonesia hanya 282 fisikawan medik.

Dengan pembagiannya sebanyak 107 fisikawan medik di Radioterapi, 15 Kedokteran Nuklir, dan 160 Radiodiagnostik.

“Dari sini bisa kita lihat bahwa dari segi kebutuhan rasionya dengan yang tersedia itu masih rendah. Jadi memang beberapa tahun ke depan, fisikawan medik ini masih dibutuhkan sekali di sejumlah rumah sakit di Indonesia,” pungkas Flaviana.

Itulah informasi mengenai profesi Fisikawan Medik dan peluang kerjanya di masa depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com