Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Perpusnas Gelar Pameran "Literasi Lukisan Menjawab Pandemi"

Kompas.com - 20/05/2021, 16:58 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Perpustakaan Nasional menggelar pameran lukisan dengan tema “Literasi Lukisan Menjawab Pandemi” di Ruang Gallery Perpusnas Lt. 4, Jakarta, dan berlangsung hari ini (20/5/2021) hingga 10 Juni 2021 nanti.

Masyarakat dapat menyaksikan 74 lukisan karya Syafruddin Nisyam, Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi di Kementerian Sekretariat Kabinet RI.

Dalam gelar wicara sebelum pembukaan pameran yang diselenggarakan Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca (PAPPBB) Perpusnas, Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando menjelaskan hubungan antara lukisan dan literasi.

"Sebagai bentuk hasil budaya, setiap lukisan yang tercipta selalu terselip literasi secara tersirat dan tersurat. Literasi atau kemampuan mengolah pengetahuan untuk kecakapan hidup bisa diperoleh dari mana saja," jelas Syarif Bando melalui rilis resmi (20/5/2021).

“Sebagai perwujudan yang mengkomunikasikan pengalaman batin, maka setiap goresan ataupun torehan yang terlukis mampu disajikan secara indah sehingga merangsang timbulnya pengalaman batin pada manusia yang menghayatinya,” lanjut Kaperpusnas.

Talk show ini juga menghadirkan pembicara lain, di antaranya Wakil Menteri Sekretaris Kabinet Fadlansyah Lubis, Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian, Staf Khusus Presiden Putri Tanjung, Pakar Lukisan Imam Ali Wahyudi, dan Pegiat Literasi Lukis Safruddin.

Baca juga: Seberapa Penting Literasi Baca Tulis? Siswa Wajib Paham

Seni lukis dalam bingkai literasi

Syarif Bando menyampaikan, lukisan diartikan sebagai kekuatan budaya dan peradaban manusia karena di dalam aktivitas melukis manusia dilatih untuk selalu jeli, cermat, dan teliti mengamati fenomena alam dan kehidupan.

“Indonesia memiliki banyak pelukis yang karyanya mendunia, sebut saja Basuki Abdullah, Raden Saleh, maupun Affandi. Dari imajinasi dan kreativitas mereka, ratusan lukisan berhasil dituangkan ke dalam kanvas,” sambungnya.

Perpustakaan Nasional sendiri menyimpan 533 koleksi lukisan, dan lukisan reproduksi British Library.

Lukisan reproduksi berjudul “2 Female Figures Candi Sari” yang dibuat pada Januari 1812, berukuran 41 x 52 cm merupakan salah satu koleksi tertua yang dimiliki Perpustakaan Nasional RI. 

Dalam kesempatan sama, Syafruddin Nisyam menceritakan pandemi corona tidak akan bisa menyurutkan semangat manusia di dunia untuk tertunduk lesu, meratapi nasib. Ini adalah tantangan yang jarang ada, yang sejatinya membuat manusia bisa berkarya dengan banyak cara.

Ia mencontohkan dirinya sendiri yang pada saat melakukan aktivitas WFH, sebagai salah Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi di Kementerian Sekretariat Kabinet RI, tetap melakukan berbagai aktivitas produktif.

Termasuk membuat puisi, memelihara anggrek, menulis novel dan buku hingga menghasilkan 74 karya lukis yang dipamerkan ini.

“Ini untuk mendorong anak-anak muda serta diri saya untuk ‘Ayo, kita bisa melakukan sesuatu’,” katanya.

Dari ke-74 lukisan karya Syafruddin Nisyam ini, ia mengambil berbagai tema sosial budaya dan kemasyarakatan yang kurang lebih terjadi dalam situasi pandemi ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com