KOMPAS.com - Penyebab polusi udara bisa karena banyak hal. Pencemaran udara bisa berkaitan dengan aktivitas manusia. Mulai dari penggunaan kendaraan bermotor, pembakaran sampah dan masih banyak hal lainnya.
Jika masyarakat abai dengan polusi udara, hal ini akan mengganggu kualitas udara dan kesehatan tubuh manusia.
Dari permasalahan ini, tiga mahasiswa Departemen Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas bahan kimia sintetis yang mampu mereduksi gas buang kendaraan bermotor.
Caranya dengan memanfaatkan katalis NiMo/Zeolit-Y hierarki yang mampu mereduksi emisi kendaraan secara optimal.
Baca juga: Unik, Robot Karya Undip Ini Punya Tugas di Pemkot Semarang
Penggunaan kendaraan bermotor menjadi penyumbang terbesar pada buruknya kualitas udara di beberapa kota besar di Indonesia.
Tidak hanya menimbulkan polusi udara, emisi kendaraan bermotor seperti karbondioksida (CO2) juga berdampak pada perubahan iklim.
"Dari permasalahan tersebut kami berusaha mencari solusi untuk mengurangi gas buang kendaraan yang berbahaya bagi lingkungan," kata ketua tim Ardi Lukman Hakim seperti dikutip dari laman ITS, Selasa (11/5/2021).
Bersama kedua rekannya, Fifi Risma Mailani Farikhah dan Novia Nurul Hidayah, tim ini telah berhasil meraih medali emas dalam kompetisi karya tulis ilmiah kategori Health and Environment yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya.
Ketiganya mengusung idenya dalam karya tulis bertajuk Pereduksi Gas Buang Motor Katalis Nimo/Zelolit-Y Hierarki Sintetis dan Fabrikasi.
Baca juga: Telanjur Mudik? Epidemiolog UGM Sarankan 3 Hal Ini
Pada tahapan awal, batuan zeolit disintetis terlebih dahulu. Kemudian disintetis lagi dengan katalis NiMo.
"Merujuk pada penelitian terdahulu, zeolit hanya dapat bekerja bila disintesis bersama zat yang bisa menjadi katalisnya salah satunya ialah NiMo," terang Ardi.
Baca juga: Puasa Bisa Bantu Kinerja Ginjal, Ini Penjelasan Pakar Gizi IPB
Hasil dari sintetis zeolit dan NiMo tersebut menghasilkan NiMo/Zeolit-Y hierarki dengan tiga konsentrasi yaitu konsentrasi 0,125 M, 0,25 M, dan 0,5 M.
Menurut Ardi, hasil dari sintetis ini akan dikarakterisasi untuk mengetahui lebih lanjut apakah bahan sintetis tersebut sudah terkatalis sempurna dan dapat digunakan.
"Katalis komposit yang paling ideal ialah pada konsentrasi 0,25M," imbuh mahasiswa asal Madiun ini.
Lebih dalam, Ardi menjelaskan bahwa konsentrasi yang dianggap paling ideal ini akan dilakukan tahap uji emisi.