Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Psikolog UNS: Begini Cara Tangani Korban Kasus Kekerasan Seksual

Kompas.com - 04/05/2021, 16:35 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Dosen Program Studi (Prodi) Psikologi Fakultas Kedokteran (FK) UNS Berliana Widi Scarvanovi memberikan pemahaman penanganan psikologis kasus kekerasan seksual.

Menurut dia, kekerasan seksual didefinisikan sebagai bentuk paksaan seksual.

Baca juga: Greget Kalla Buana, Lulusan Terbaik UNS hingga Kerja di PBB

Di mana seseorang menjadikan orang lain sebagai sasaran ajakan, gerak, kontak fisik atau permintaan langsung yang tidak dikehendaki dalam memperoleh keuntungan seksual.

Dia menyatakan, kekerasan seksual memiliki definisi yang lebih luas untuk perempuan dibandingkan laki-laki. Hal inilah yang sekiranya menjadi penyebab kekerasan seksual lebih banyak terjadi pada perempuan.

Dia menegaskan, kekerasan seksual akan menimbulkan reaksi yang beragam pada korban.

"Seperti tingkat kejadian yang parah, pengalaman tentang peristiwa serupa, permasalahan kesehatan mental pribadi dan keluarga, serta latar belakang kultur dan tradisi," kata dia melansir laman UNS, Selasa (4/5/2021).

Reaksi yang beragam pada korban, bilang dia, menjadi pertimbangan dalam pemberian pertolongan dan perlakukan, agar korban dapat merasa lebih aman.

Dia menyebut, pertolongan psikologis yang diberikan secara tepat bertujuan untuk membuat korban merasa lebih aman, terhubung dengan orang lain, dan memiliki harapan.

Selain itu, pertolongan yang diberikan dapat membantu korban mendapatkan dukungan sosial dan emosional.

Hal lain yang menjadi fokus utama adalah pemberdayaan korban agar mampu mengatasi permasalahan tersebut apabila muncul kembali.

Berliana pun menyoroti betapa pentingnya keberadaan peer conselor bagi korban kekerasan seksual.

Baca juga: ITB Gratiskan UKT Seleksi Mandiri bagi Mahasiswa Tidak Mampu

Meski dalam kasus-kasus tertentu harus diserahkan kepada orang yang lebih profesional.

"Tetapi ini akan membantu di awal kalau ada peer conselor untuk menangani kekerasan seksual," jelas dia.

Berliana mengungkapkan, orang sabar dan tenang bisa memberi bantuan psikologis bagi korban kekerasan seksual.

Pasalnya, korban tidak selalu akan menceritakan langsung semua yang dialami kepada orang lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com