Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Lebih Mudah Idap Gangguan Mental, Ini Penjelasan Pakar Unair

Kompas.com - 28/04/2021, 12:00 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perempuan, rentan sekali mengalami gangguan mental ketimbang pria. Bahkan, angka penderitanya sendiri juga cukup besar. 

Dari penelitian Homewood Health United Kingdom, 47 persen perempuan berisiko tinggi mengalami gangguan mental dibanding dengan 36 persen pria.

Perempuan hampir dua kali lebih mungkin didiagnosis depresi dibandingkan dengan pria. Mengikuti fakta tersebut, mengapa perempuan menjadi kelompok paling rentan mengalami kesehatan mental?

Pakar Psikologi Universitas Airlangga (Unair) Ike Herdiana, menyebut bahwa perempuan sering kali menghadapi banyak faktor pemicu masalah kesehatan mental.

Baca juga: Peneliti IPB Temukan Minuman Penurun Gula Darah Berbasis Rempah

Dalam ranah domestik, perempuan lebih banyak terlibat dalam pengasuhan anak dibandingkan pria. Begitu pula dengan peran perempuan yang sering mengambil tanggung jawab jika ada keluarga yang mengalami kecacatan atau lanjut usia.

“Kultur masyarakat kita selalu membebankan pengasuhan anak pada perempuan saja. Padahal pengasuhan itu tugas sangat berat yang seharusnya dilakukan secara seimbang oleh ibu dan ayah. Hal ini penting karena tidak hanya terkait kesetaraan peran, tapi juga tumbuh kembang anak,” terangnya, dilansir dari laman unair.ac.id

Perempuan yang memiliki tanggung jawab lebih seperti itu umumnya akan mudah mengalami kecemasan dan depresi. Apalagi, perempuan cenderung hidup dalam kemiskinan dibandingkan dengan pria. Fakta tersebut menimbulkan rasa tidak aman serta terisolasi.

Faktor lainnya adalah kenyataan bahwa kasus kekerasan maupun pelecehan seksual hampir selalu terjadi pada perempuan dan anak-anak.

Perempuan yang mengalami pengalaman traumatis lebih rentan terkena PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) dan dampak mental jangka panjang.

Baca juga: Peneliti IPB: Tanaman Herbal Ini Berkhasiat Redakan Asam Urat

Sementara itu, lingkungan yang diskriminatif dan tidak ramah juga mampu memengaruhi kesehatan mental.

“Kita masih menemui banyak stigma pada perempuan. Perempuan yang bekerja larut malam atau memakai pakaian berbeda sering menjadi sasaran stigma,” ujar Ketua Program Studi Magister Psikologi Unair ini.

Situasi lain tidak menguntungkan bagi perempuan adalah tuntutan lingkungan, khususnya beauty standard.

Penelitian menunjukkan bahwa hampir 80 persen perempuan pernah mengalami gangguan makan akibat stres maupun keinginan untuk diet. Hal tersebut dapat memicu eating disorder hingga masalah mental lain.

Tingginya risiko akan gangguan kesehatan mental tersebut membuat Ike mendorong para perempuan untuk lebih terbuka.

Hal itu bisa dimulai dengan terlibat pada kegiatan support group maupun mencari sumber dukungan dari keluarga dan orang terdekat.

“Jika kalian tidak bisa mendapat dukungan tersebut, segara hubungi professional. Lakukan juga kegiatan yang kalian sukai dan mampu meningkatkan mood positif. Cintailah diri anda sendiri,” saran Ike.

Melalui kesadaran akan pentingnya kesehatan mental, Ike meyakini perempuan akan mampu menjadi pribadi positif yang memiliki tujuan, optimisme, kepercayaan diri, pemikiran positif, serta penghargaan tinggi pada diri sendiri.

Baca juga: Pakar Unair: Ini Cara Teroris Tarik Perhatian Generasi Milenial

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com