Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Optimalkan Potensi Anak Berkebutuhan Khusus lewat Seni Musik

Kompas.com - 26/04/2021, 12:00 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Setiap anak memiliki potensi berbeda-beda, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus.

Anak dengan keterbatasan fisik, psikis atau kemampuan otak yang berbeda, sejatinya memiliki potensi walau cara mengasahnya memerlukan cara yang tak biasa.

Itulah mengapa, mendidik Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) bisa menjadi tantangan sendiri bagi orangtua. Namun, orangtua harus percaya kalau mereka bisa tumbuh mandiri dan punya prestasi.

Sebagai Sekolah yang ramah anak, Sekolah Cikal dan Rumah Main Cikal menyediakan Pendidikan Inklusi Cikal untuk anak-anak berkebutuhan khusus yang dimulai sejak usia dini hingga tingkat SMA.

Baca juga: Tak Berorientasi Nilai, Ini Cara Sekolah Cikal Asah Kompetensi Murid

Menurut Kepala Pendidikan Inklusi Cikal Husnul Chotimah, Pendidikan Inklusi Cikal dibentuk dengan kurikulum yang menekankan pada pengembangan keterampilan hidup mandiri dalam diri anak.

“Program belajar ini berupa kurikulum yang menekankan pada pengembangan keterampilan hidup mandiri dan vokasi yang dibuat dengan mempertimbangkan rutinitas dan kebutuhan anak dalam lingkungannya, serta didukung dengan keterampilan untuk mengembangkan aspek dalam diri untuk berinteraksi dan berelasi dengan orang lain,” ucap Husnul Chotimah, atau yang akrab disapa Nuli, seperti dirangkum dari laman Sekolah Cikal.

Menurut Nuli, banyak sekali manfaat yang akan diperoleh jika dilatih dengan serius, terutama untuk anak-anak melalui seni musik.

Seni musik, sarana berekspresi hingga terapi

Dalam penerapannya di Cikal, salah satu kelebihan berkegiatan musik bagi anak berkebutuhan khusus adalah kegiatan ini dapat diakses dan dilakukan melalui berbagai cara yang berbeda, baik dengan cara mendengar (auditory), cara melihat (visual), dan dengan menggabungkan unsur mendengar (auditory) dan gerakan (kinestetik).

Baca juga: Seperti Ini Cara dan Syarat Dapatkan Kartu Indonesia Pintar

“Seni dapat menumbuhkan rasa percaya diri, dan juga bisa menjadi sarana anak untuk berekspresi. Selain sarana menumbuhkan percaya diri dan berekspresi, pendekatan seni juga dapat menjadi salah satu bentuk terapi, seperti menyanyi yang dapat melatih kemampuan berbicara anak sehingga membentuk artikulasi dan struktur kata yang tepat,” tutur Nuli.

Menurut Mohammad Arif Rahman selaku Pengembang Program dan Kurikulum Sekolah Musik Cikal, pilihan instrumen musik yang diterapkan sebagai sarana terapi bagi ABK diberikan sesuai kebutuhan dan pilihan yang beragam.

Dapat berupa perkusi sederhana (seperti tamborin, triangle, castanet) atau perkusi kompleks (seperti xylophone, angklung).

"Misalnya untuk ABK yang membutuhkan treatment motorik kasar dapat memulai dengan instrumen perkusi, mulai dari perkusi sederhana yg berupa instrumen tunggal, atau kemudian bisa ditingkatkan dengan perkusi kompleks yg terdiri dari beberapa alat dalam satu kesatuan seperti drum set, atau bisa juga dengan alat musik perkusi melodis,” jelas Arif

Baca juga: Belajar dari Orangtua Jepang Cara Menanamkan Disiplin pada Anak

Apabila anak berkebutuhan khusus membutuhkan penanganan yang tepat menghadapi gangguan fokus, menurut Arif, pendidik atau orang tua dapat menerapkan pendekatan musik dengan instrumen yang memberikan stimulus kompleks, perpaduan antara treatmen motorik halus dengan fokus pada letak nada spesifik seperti instrumen piano.

Alur belajar seni musik saat sekolah daring

Menurut Arif, proses belajar musik bagi anak-anak berkebutuhan khusus di masa pandemi ini dapat dilakukan secara daring.

Anak membutuhkan pendamping yang menemani dan membimbing secara langsung di sisi sang anak, khususnya bagi yang masih membutuhkan.

Pendamping bertugas mengawasi fokus dan memandu kemandirian anak ketika belajar.

Ia pun menjelaskan bahwa selama proses belajar daring murid dengan pendekatan musik dapat dilakukan dengan cara berikut:

Baca juga: Mengenal Nunchi, Rahasia Hidup Bahagia dan Sukses dari Korea

  • Guru memberikan stimulus bunyi dalam bentuk file audio dan anak menyimak, mendengarkan kemudian menirukan.
  • Kedua, guru memberikan contoh memainkan instrumen dan secara visual anak menirukannya.
  • Ketiga, guru memberikan teks notasi musik dan anak membacanya dengan bimbingan secara daring.
  • Keempat, guru memberikan instruksi berupa kodifikasi solmisasi dan kemudian murid memainkan instrumennya sesuai dengan nada yang diinstruksikan.
  • Dan yang terakhir guru dapat melakukan koordinasi materi dengan beberapa guru musik yang mengajar murid lain, kemudian dari beberapa anak yang memainkan materi yang sama dengan instrumen yang berbeda dapat dikolaborasikan dan hasil belajar kemudian digabungkan ke dalam bentuk penyajian video kompilasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com