Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademisi UNS: Meminum Obat Harus Perhatikan Hal-hal Ini

Kompas.com - 25/04/2021, 14:18 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat puasa, kesehatan dan kondisi tubuh harus ekstra diperhatikan. Jika sedikit saja merasakan gejala flu atau penyakit lain di tubuh, sebaiknya segera diperiksakan ke dokter. Hal ini supaya Anda lebih khidmat dan khusyuk menjalankan puasa.

Saat periksa ke dokter, pasien biasanya akan diberi atau diminta menebus obat. Setiap obat yang diresepkan biasanya sudah disertai dengan dosis tertentu.

Misalnya, jika kamu mendapat resep obat A diminum tiga kali sehari, setiap minum dosisnya 1 tablet. Lalu ada juga obat B yang hanya diresepkan diminum 2 kali sehari. Pastikan saat kamu mengonsumsinya, perbedaan dosis itu harus benar-benar diperhatikan.

Karena, jika tidak memerhatikan cara mengonsumsi obat yang benar bisa-bisa malah membahayakan diri sendiri.

Baca juga: Belajar Mengenal Obat-obatan di Buku Why? Medication and Treatment

Kepala Program Studi (Kaprodi) S1 Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Saptono Hadi menegaskan, bahwa konsumen harus benar-benar mengetahui dosis obat dan meminumnya secara tepat.

"Cara menggunakan obat yang baik itu salah satunya tepat dosis, tepat waktu, dan tepat cara penggunaan. Kalau tepat waktu yang baik itu memang sesuai jam yaitu kalau 3 kali sehari ya 24 jam dibagi 3 yaitu 8 jam per minum," jelas Saptono, dilansir dari laman UNS.

Pembagian jam tersebut maksudnya konsumen harus melihat berapa kali sehari dosis minum obatnya.

Jika obatnya harus diminum dua kali sehari. Misalnya, minum pertama pukul 09.00, obat selanjutnya baru boleh diminum pukul 21.00.

Dengan penjelasan tersebut, kata dia, kebiasaan yang ada di masyarakat perlu diperbaiki.

Baca juga: Pakar IPB: Khasiat Tanaman Porang, Cegah Kanker dan Gula Darah

Kebiasaan minum obat masyarakat Indonesia selama ini yaitu meminum obat berbarengan dengan jam makan. Jika obat diminum tiga kali sehari, masyarakat umumnya akan meminumnya saat sarapan, jam makan siang, dan jam makan malam.

Padahal, jarak tiap jam makan tidak konsisten. Kebiasaan tersebut perlu diperbaiki karena obat yang tidak tepat waktu diminum tidak akan maksimal memberikan khasiatnya.

“Efektivitas obat itu kan dari cara makannya. Kalau cara makannya nggak benar nanti obatnya nggak efektif. Secara teori, dosis yang ada dalam tubuh harus konstan misal 6 jam," kata dia.

Setelah 6 jam itu kadar dalam darah sudah turun, makanya harus minum obat lagi. "Harus konstan gitu. Kalau jaraknya nggak sama itu kan naik turun jadinya," papar Saptono.

Saptono juga menjelaskan mengenai cara minum obat. Pada kemasan obat yang diresepkan dokter, biasanya tertulis obat diminum sebelum atau sesudah makan. Hal itu harus juga dipatuhi.

Jika obat tertulis sebelum makan, hendaknya meminum obat itu paling tidak 30 menit sebelum makan.

Jika obat diresepkan untuk sesudah makan, bukan berarti sesudah makan langsung minum obat. Perlu menunggu sekitar 30-60 menit sesudah makan untuk minum obat.

Baca juga: Pakar Gizi UGM: 5 Cara Menjaga Daya Tahan Tubuh Saat Puasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com