Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ujian Sekolah saat Pandemi, Psikolog: Orangtua Dukung Anak dengan Cara Ini

Kompas.com - 21/04/2021, 09:52 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga kini membuat kegiatan belajar mengajar masih harus dilakukan jarak jauh (PJJ). Tak jarang, orangtua dan siswa yang cemas saat akan menghadapi ujian tengah semester maupun ujian sekolah.

Ketidaksiapan menghadapi ujian tak dimungkiri dapat menjadi pemicu stres pada anak. Kondisi tersebut dapat membuat anak kurang termotivasi belajar, bahkan malas-malasan.

Bagi anak yang cepat atau mudah beradaptasi, PJJ mungkin bukan sebuah masalah. Namun, tidak demikian bagi anak yang sulit atau tidak cepat beradaptasi. Alih-alih efektif, PJJ justru dapat mendatangkan tekanan. Terlebih saat menghadapi ujian.

Untuk itu, dalam proses menuju hari H, psikolog Devi Sani mengatakan anak perlu pendampingan untuk bisa sukses mengerjakan ujian.

Baca juga: 4 Bentuk Ujian Akhir Semester untuk Kenaikan Kelas Siswa pada 2021

Pendampingan anak tak hanya dilakukan oleh guru, Devi mengatakan orang tua harus menjadi pendamping utama bila ingin anak sukses ujian.

“Dukungan orangtua terhadap kelancaran anak menghadapi ujian sangat penting,” tutur Devi saat dihubungi oleh Kompas.com.

Devi menjelaskan lebih lanjut, ada sejumlah cara tepat untuk mendukung anak belajar agar proses memahami pelajaran menjadi optimal. Bila proses memahami pelajaran optimal, itu akan memberi pengaruh positif pada hasil ujian.

Berikut sejumlah cara yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu anak mendapatkan nilai memuaskan saat ujian:

Baca juga: SE Mendikbud Nadiem: 4 Penentu Kenaikan Kelas Siswa di Masa Pandemi 2021

1. Simpan kecemasan

Saat anak mau ujian, bisa jadi orangtua yang lebih banyak cemasnya. Kondisi ini kerap membuat orangtua menuntut anak untuk banyak belajar bahkan rela memarahi anak yang malas belajar. Akhirnya, anak belajar dengan terpaksa dalam suasana hati yang buruk.

Padahal, menurut Devi suasana belajar perlu dibangun dengan kondusif dan menyenangkan, agar anak menikmati prosesnya dan lebih mudah memahami pelajaran.

“Selain itu, orangtua perlu membangun kesan positif yang meyakinkan anak bahwa ia bisa melakukan yang terbaik,” ujar Devi.

2. Ikut belajar

Mendampingi anak belajar bukan sekadar ada di samping anak dan memantau apakah anak belajar atau tidak. Namun, ikut serta dalam prosesnya.

Caranya, saat akhir pekan ajak anak bermain sepeda atau berjalan santai di pagi hari. Lalu ajukan sekitar 7-10 pertanyaan seputar pelajaran yang ia pelajari selama sepekan.

Baca juga: Belajar dari Orangtua Jepang Cara Menanamkan Disiplin pada Anak

Buatlah suasana yang menyenangkan dalam prosesnya. Bila anak lupa jawabannya, minta ia mencari jawaban segera. Cara ini efektif membuat anak berjuang memahami apa yang ia pelajari.

3. Batasi ponsel hingga televisi

Orangtua hindari melihat ponsel saat mendampingi anak belajar. Ini semakin membuat anak merasa sendiri dan menganggap kalau sesi belajar adalah kekangan dan tidak mengasyikkan.

Untuk itu, orang tua perlu menjadi contoh utama bahwa belajar adalah kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan. Caranya, saat mendampingi anak belajar, pastikan seisi rumah juga ikut ‘belajar’, seperti orangtua membaca buku. Bila anak memiliki kakak atau adik, ajak seisi rumah puasa ponsel dan televisi terlebih dahulu.

Cara ini akan membuat anak merasa mendapat dukungan penuh dan lebih siap menghadapi ulangan hingga ujian.

Baca juga: Targetkan 17,9 Juta Siswa, Ini Cara Daftar KIP Sekolah SD-SMA 2021

4. Cukup makan dan tidur

Tak hanya lingkungan yang kondusif, orangtua juga perlu memastikan tubuh dan mental anak kondusif untuk belajar.

Agar tubuh anak siap, pastikan asupan makanannya seimbang, mulai dari karbohidrat, protein, mineral hingga vitamin lain dari buah dan sayur. Lalu, pastikan anak-anak cukup tidur yakni memenuhi kebutuhan tidur anak 8-9 jam semalam.

Untuk menyiapkan mental anak, jalin kedekatan emosional dengan anak dengan lebih banyak berbicara tanpa gangguan ponsel, peka terhadap perasaan anak, atau ikut serta dalam aktivitasnya.

"Tuntutan akademis di sekolah sudah bisa membuat anak stres, jangan sampai orangtua hanya menuntut juga. Ingatlah, orangtua adalah partner anak dalam belajar, buatlah ulangan atau ujian sebagai tantangan bersama sehingga orangtua dan anak perlu melalui prosesnya bersama," pungkas Devi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com