Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/04/2021, 08:20 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pengisian daftar periksa (ceklist) kesiapan sekolah merupakan salah satu syarat satuan pendidikan sebelum menyelenggarakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.

Selain pengisian daftar periksa, tatap muka terbatas juga bisa dilakukan jika semua guru dan tenaga kependidikan sudah mendapatkan vaksin lengkap.

Siswa yang mengikuti tatap muka terbatas juga harus mengantongi izin dari orangtuanya.

Terkait pelaksanaan tatap muka terbatas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyebut daftar periksa PTM terbatas terlalu panjang.

Hal ini bisa berdampak pada lambannya sekolah mengisi daftar periksa.

"Ini akan menjadi bahan evaluasi agar daftar periksa ke depan dibuat lebih ringkas, padat, efektif, dan efisien," ujar Plt Direktur SMA Ditjen PAUD Dikdasmen Kemendikbud, Purwadi seperti dikutip dari Ruang Guru PAUD Kemendikbud, Senin (19/4/2021).

Baca juga: Ingin Dapat Tunjangan Kuliah Rp 36 Juta Per Tahun? Simak Syaratnya

Daftar periksa bisa dipersingkat

Purwadi menegaskan, seharusnya daftar periksa tersebut dipersingkat dan diperpadat.

Kemendikbud beserta pemangku kepentingan perlu duduk bersama terkait banyaknya pertanyaan yang disampaikan dalam daftar periksa.

“Harusnya yang penting-penting saja, sehingga sekolah bisa mengisi dan cepat. Sebab, kalau sering meminta data dari sekolah, datanya panjang lebar, sekolah menjadi malas,” ungkap Purwadi.

Menurut dia, sebagian data yang dipertanyakan dalam daftar periksa sudah ada di dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik) yang sudah diisikan sekolah secara berkala.

Angka sekolah yang mengisi daftar periksa setiap hari juga bertambah terus.

Baca juga: Direktorat SMA: Ini 6 Prosedur Kantin Sekolah di Era Kebiasaan Baru

PJJ dinilai kurang efektif

Terbitnya Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) beberapa waktu lalu dikarenakan tidak efektifnya pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau belajar daring.

Purwadi mengungkapkan, pelaksanaan PJJ menimbulkan hilangnya kesempatan belajar siswa.

"Terutama di level bawah. PJJ daring harus pakai device. Sedangkan di daerah yang tidak terjangkau sinyal harus pakai guru kunjung,” ungkapnya.

Proses PJJ, lanjut Purwadi, semakin tidak efektif mengingat saat guru memberi tugas kepada siswa ternyata tidak selalu dikerjakan oleh siswa.

Baca juga: Direktorat SMP: Keberadaan UKS Dukung Pelaksanaan Tatap Muka Terbatas

Syarat lain sebelum satuan pendidikan melakukan PTM terbatas adalah vaksinasi pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah tersebut.

“Pelayan publik sering berhadapan dengan masyarakat, jadi harus sehat duluan. Termasuk guru dan tenaga kependidikan. Seluruh GTK sudah vaksinasi pada akhir Juni, sehingga tahun ajaran baru kita sudah siap tatap muka semua sekolah,” tutupnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com