Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/04/2021, 07:55 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menjaga bumi tetap lestari yakni melakukan pengelolaan sampah dengan baik.

Meski slogan Reduce (kurangi), Reuse (gunakan kembali), Recycle (daur ulang) atau biasa disebut 3R sudah digaungkan sejak dulu, tapi belum semua lapisan masyarakat bisa menerapkan hal tersebut.

Untuk memberikan wawasan masyarakat terkait pengelolaan sampah, khususnya sampah organik, Dosen Program Studi Teknik Biosistem Institut Teknologi Sumatera (Itera) memberikan pelatihan bagi petani Desa Negeri Sakti, Pesawaran, Lampung dalam mengolah sampah organik menjadi produk Bio-Mol (Mikroorganisme Lokal).

Produk Bio-Mol dapat dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat ataupun cair.

Selain itu Bio-Mol juga dapat dimanfaatkan untuk menetralkan aroma kurang sedap dari kandang sapi di komplek peternakan Mulia Farm yang ada di desa setempat.

Baca juga: Calon Mahasiswa, Ini Rincian Biaya UKT di Unnes

Dalam pelatihan ini masyarakat diajarkan terkait bagaimana proses pembuatan Bio-Mol, manfaat, dan, kandungan produk tersebut.

Enam dosen Itera yang terlibat dalam kegiatan ini yakni Zunanik Mufidah, Raizummi Fil’aini, Budi Priyonggo, Alvin Fatikhunada, Dwi Cahyani dan Wayan Arya Utari. Kegiatan tersebut juga melibatkan mahasisa Prodi Teknik Biosistem dan Teknik Kimia Itera.

Manfaat sampah organik

Ketua PKM Zunanik Mufidah mengatakan, melalui pelatihan tersebut petani diharapkan dapat memanfaatkan sampah organik dan sampah rumah tangga sebagai produk yang memiliki banyak manfaat, antara lain:

1. Sebagai penyubur tanah dan tanaman

2. Sebagai starter dalam pembuatan pupuk kendang pengganti EM4

3. Penghilang bau kotoran ternak

4. Dijadikan sebagai pestisida nabati

Baca juga: Trakindo Buka Lowongan Kerja bagi D3-S1 Fresh Graduate

Zunanik mengungkapkan, melalui pelatihan ini juga sebagai upaya memberikan wawasan pada masyarakat agar mampu memanfaatkan sampah organik menjadi suatu produk yang memiliki nilai manfaat tinggi, dan dapat menerapkan prinsip zero waste.

“Kami berharap pelatihan ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan, serta para petani dan masyarakat sekitar dapat memanfaatkan limbah lokal yang ada di sekitar menjadi sebuah produk yang bermanfaat pada siklus pertanian terpadu,” beber Zunanik.

Baca juga: Deretan Takjil Ini Harus Dihindari Saat Berbuka ala Ahli Gizi RS UNS

Proses pembuatan mudah

Zunanik Mufidah dan Raizummi Fil’aini menerangkan, beberapa bahan yang digunakan dalam proses pembuatan produk Bio-Mol, antara lain sampah sisa sayur atau buah dan air cucian beras.

Baca juga: Ajak Siswa Kreatif, Pelajaran Menggambar Harus Merdeka dan Bebas

Proses pembuatannya sangatlah mudah dengan menggunakan alat yang tersedia di rumah tangga seperti ember dan jerigen atau botol sisa minuman saja.

Warga juga akan mendapatkan pelatihan bagaimana memanfaatkan produk Bio-Mol sebagai pupuk cair yang dapat diproduksi secara mandiri.

Petani juga akan didampingi dalam mempraktikan apa yang telah dilatih di rumah masing-masing.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com