Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademisi IPB: Buah Ini Aman Dikonsumsi Penderita Diabetes Selama Puasa

Kompas.com - 19/04/2021, 11:31 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selama bulan Ramadan, paling asyik jika menu berbuka puasa sajian yang segar.

Seperti es buah, es campur, dan aneka minuman yang terdiri dari bahan buah-buahan segar. Misalnya, semangka, blewah, jeruk, buah-buahan yang cukup mengandung air cukup banyak selalu menjadi pilihan menu berbuka.

Salah satu buah yang juga cukup populer untuk menu berbuka puasa, adalah timun suri.

Buah berbentuk lonjong, berwarna kuning kehijauan ini selalu laris dibeli banyak orang saat bulan puasa. Bahkan jarang sekali timun suri ini mengalami kenaikan harga.

Selain karena segar, murah dan banyak khasiatnya, ternyata menanam timun suri juga tidak sulit.

Baca juga: Peneliti IPB Temukan Minuman Penurun Gula Darah Berbasis Rempah

Menanam timun suri sendiri membutuhkan waktu 40-60 HST (Hari Setelah Tanam). Apalagi, timun suri busa juga ditanam di lingkungan rumah tangga dan perawatannya juga cukup mudah. Timun suri juga bukanlah tanaman musiman karena dapat ditanam kapan saja.

Dosen IPB University dari Departemen Agronomi dan Hortikulura, Fakultas Pertanian, Deden Derajat Matra, mengungkapkan fakta menarik tentang timun suri.

Timun suri bukan mentimun

Menurut  Deden, timun suri sebenarnya bukan timun. Berdasarkan klasifikasi ilmiah, timun suri sebenarnya bukan termasuk timun karena morfologi, kariotipe kromosom dan struktur buah timun suri lebih dekat dengan melon.

Baca juga: Peneliti IPB: Tanaman Herbal Ini Berkhasiat Redakan Asam Urat

Aman bagi penderita diabetes

Mengonsumsi timun suri setiap hari, kata Deden tidak berbahaya. Dalam penjelasannya disampaikan bahwa timun suri memiliki kandungan gula yang didominasi dari jenis fruktosa.

Fruktosa ini merupakan jenis gula yang aman sehingga bagus untuk kesehatan terutama untuk penderita diabetes dengan konsumsi normal.

Pilih timun suri, lewat tips berikut

Selain manfaatnya, Deden juga mengajarkan cara aman mengonsumsi timun suri. Menurutnya, semakin oranye (warna timun suri) maka menunjukkan kandungan betakaroten (sebagai provitamin A) lebih banyak.

“Di pasaran, kondisi timun suri yang merekah atau retak, biasanya juga dikatakan "meletek" dianggap sebagai pertanda matang dan lebih nikmat dibandingkan yang tidak meletek. Saya perlu meluruskan hal ini. Timun suri yang meletek (cracking) itu sebenarnya dapat disebabkan oleh beberapa hal. Yaitu kekurangan hara kalsium sehingga bagian terluarnya rapuh dan tidak kuat, " Kata dia, dilansir dari laman IPB. 

Baca juga: Cara Ampuh Usir Tikus di Rumah ala Ahli Tikus IPB

Faktor kedua, dapat disebabkan oleh kadar air tanah yang tinggi sehingga pecah buah. "Konsumsi timun suri dalam keadaan meletek justru perlu berhati-hati karena kondisi fisik buah berpeluang besar terinfeksi bakteri yang berbahaya untuk sistem pencernaan," ujar  Deden.

Dari panen hingga dikonsumsi, timun suri tidak dapat lama disimpan pada suhu biasa. Hal tersebut disebabkan proses respirasi berkurangnya air yang semakin cepat.

"Waktu segar penyimpanan adalah satu minggu, dapat lebih lama jika disimpan pada suhu rendah di dalam kulkas," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com