Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Guru Tunanetra, Raih Beasiswa dan Jadi Guru Agama Berprestasi

Kompas.com - 13/04/2021, 17:15 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Memiliki keterbatasan fisik bukan halangan bagi seseorang terus berkarya hingga mengajar. Apalagi, jika ada sosok yang mengajar dengan kondisi tunanetra, tentu memiliki kisahnya sendiri.

Seolah menjadi pelita di tengah kegelapan, sosok Zainul Muttaqin sebagai guru tunanetra patut diapresiasi.

Ayah dua orang anak ini berprofesi sebagai Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah Luar Biasa (SLB)-A Yayasan Pendidikan Anak Buta (YPAB) Surabaya.

Meski memiliki keterbatasan, Zainul ternyata dulunya peraih dua beasiswa terbaik. Ia merupakan peraih gelar Magister Pendidikan Kebutuhan Khusus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dengan beasiswa dari Braillo Norway.

Baca juga: BUMN Bank Mandiri Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA, D3, S1-S2

Ia juga memiliki gelar Master of Art di bidang pendidikan dari London Metropolitan University dengan beasiswa Ford Foundation. Dirinya pernah pula menjadi Finalis Guru SDLB/SMPLB Berprestasi Tahun 2016 Kota Surabaya.

Dari prestasinya itu, terekam jelas oleh Kemenag dan karenanya, ia didapuk menjadi pemateri Peningkatan Kompetensi ICT Guru PAI SMALB di Kota Bandung, pada awal April 2021 lalu.

Kemenag melalui Direktorat PAI memilih Zainul sebagai pembicara di beberapa pelatihan. Hal itu, karena pria kelahiran Ponorogo, 26 Januari 1970 ini dinilai cukup mumpuni oleh Forum Komunikasi Guru (FKG) PAI SLB untuk menyampaikan materi seputar teknologi informasi dan komunikasi kepada para Guru PAI berkebutuhan khusus, terutama penyandang tunanetra.

Sebagai Guru PAI, ia menceritakan sisi lain selama menjadi guru. Setelah lulus dari Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta pada 1997, cita-citanya untuk menjadi guru agama tidak begitu saja ia dapatkan dengan mudah.

Baca juga: Pendaftaran 8 Sekolah Kedinasan 2021 Dibuka, Lulusan Jadi CPNS

Zainul sempat bekerja di perusahaan ekspedisi PT JNE yang berlokasi di Jakarta. Pekerjaan tersebut ia lakoni selama 4 tahun sebelum akhirnya lolos seleksi CPNS Tahun 2002 Kementerian Agama melalui formasi Guru PAI.

Baginya, yang paling berkesan selama bertugas sebagai Guru PAI, ketika mengajarkan membaca Al Quran kepada peserta didik tunanetra hingga mereka mampu membacanya dengan baik dan benar serta mengamalkan isi kandungannya.

"Yang paling berkesan bagi saya pertama adalah mengajarkan Al Quran Braille kepada para murid dan kedua mengajarkan nilai-nilai akhlak, sehingga pada akhirnya murid-murid saya mampu membaca Al Quran dengan baik dan benar serta bersungguh-sungguh mengamalkan akhlak yang baik. Bagi saya ini merupakan kepuasan batin yang amat luar biasa," ujarnya, dilansir dari laman kemenag.go.id.

Zainulpun merasa bangga bahwa di antara murid-muridnya ada yang memiliki hafalan lebih dari 1 juz. Menurutnya, hal ini merupakan tren positif di kalangan peserta didik tunanetra.

Baca juga: Lowongan Kerja Wings Group untuk Lulusan SMA/SMK, D3 dan S1-S2

"Anak-anak itu banyak yang ingin menjadi hafiz, dan ini buat saya suatu perkembangan yang menggembirakan. Murid saya setidaknya ada dua orang yang sudah memiliki hafalan lebih dari 1 juz. Jadi, di samping mereka belajar membaca sesuai kaidah ilmu tajwid, mereka juga berusaha untuk menghafalkannya", terangnya.

Namun demikian, sering kali kenyataan hidup tak selamanya ditaburi sesuatu yang menyenangkan. Raut wajah Zainul berubah getir, napasnya menghela berat saat menceritakan kondisi keluarga murid-muridnya.

"Murid-murid saya kebanyakan dari keluarga pra-sejahtera atau tidak mampu, dan umumnya kalangan tunanetra seperti itu. Ditambah yang menyandang tunanetra bukan hanya satu dua orang, ada yang hampir satu keluarga menyandang tunanetra semuanya. Ini keadaan yang harus saya hadapi, tidak bisa saya meminta lebih dari mereka. Semisal pembelajaran jarak jauh seperti sekarang ini, satu rumah hanya ada satu telepon seluler, sehingga saya harus maklum dengan kondisi murid-murid saya," cerita Zainul.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com