Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obesitas Rentan Terserang Covid-19, Ini Penjelasan Akademisi Unair

Kompas.com - 13/04/2021, 16:00 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kelebihan berat badan hingga obesitas memang tidak enak. Selain susah bergerak, kadang kala penderita obesitas bisa mengalami beberapa penyakit yang cukup mengganggu.

Mulai asam urat, sesak nafas, hingga bisa mengalami stroke jika tidak bisa mengontrol berat badan dan tidak memperhatikan asupan gizi sehat.

Namun selain itu, kelebihan berat badan berpotensi menurunkan imun tubuh dan mudah terserang Covid-19.

Hal ini, dijelaskan langsung oleh alumni Program Pascasarjana Universitas Airlangga (Unair) Noer Saudah.

Baca juga: Peneliti IPB Temukan Minuman Penurun Gula Darah Berbasis Rempah

Ia menyatakan obesitas dapat menurunkan sistem imunitas tubuh. Hal ini akan berpengaruh pada kekebalan dalam melawan infeksi termasuk Covid-19 dan menyebabkan kerentanan terhadap virus tersebut.

Menurut Saudah, era pandemi seperti ini perlu menjaga kondisi metabolisme untuk mencegah kematian akibat Covid-19. Utamanya bagi seseorang yang mengalami obesitas.

Berat badan yang berlebih menyebabkan penumpukan sel-sel lemak di dalam tubuh. Sel-sel lemak yang menumpuk meningkatkan inflamasi atau peradangan sehingga membuat penyakit lebih mudah masuk.

Kemudian, orang dengan sindrom metabolik seperti obesitas, akan terjadi resistensi insulin, gangguan toleransi glukosa, dan berakhir pada diabetes.

“Dari sudut pandang metabolik, obesitas dapat menyebabkan resistensi insulin dan penurunan fungsi sel beta pankreas. Kedua hal tersebut akan membatasi respons metabolik saat tubuh mengalami tantangan imunitas, ' ujarnya, dilansir dari laman unair.ac.id.

Baca juga: Peneliti IPB: Tanaman Herbal Ini Berkhasiat Redakan Asam Urat

Covid-19 secara langsung dapat mengganggu fungsi sel beta pankreas melalui interaksinya dengan angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2).

"Selain itu, jaringan adiposa berlebihan menyediakan reservoir reseptor ACE2 yang menjadi entry dari virus SARS-CoV-2,” paparnya.

Dari sudut pandang respons imun, terdapat hubungan jelas antara obesitas dengan Covid-19, karena jaringan adiposa pada pasien obesitas bersifat proinflamasi.

Obesitas menyebabkan kelebihan nutrisi bagi tubuh sehingga menyebabkan adiposit melepaskan lebih banyak sitokin proinflamasi yang berakibat pada peradangan kronis bagi individu yang mengalami obesitas.

“Sudah ada hubungan jelas antara obesitas dengan status inflamasi basal yang ditandai oleh kadar sirkulasi interleukin-6 dan C-reactive protein yang lebih tinggi, " jelas Noer yang juga merupakan dosen STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto itu.

Jaringan adiposa pada pasien obesitas bersifat proinflamasi. Selain itu, ditemukan pula adanya disregulasi ekspresi leukosit jaringan maupun makrofag inflamasi (termasuk innate lymphoid) yang menggantikan tissue regulatory (M2) phenotypic cells.

Baca juga: Indofood Buka Lowongan Kerja 2021 untuk Lulusan SMA, D3-S1

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa obesitas adalah masalah dalam sistem metabolik sehingga masalah metabolik harus diselesaikan dengan perubahan metabolik.

Untuk mengoptimalkan kondisi metabolik, tentunya diperlukan usaha penurunan berat badan dengan aktivitas fisik yang teratur berdurasi sedang, sehingga dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan kadar insulin.

“Kita harus melakukan promosi kesehatan masyarakat tentang penurunan berat badan pada orang gemuk sebagai tindakan pencegahan untuk mengurangi kematian akibat Covid-19, " Kata dia.

Aktivitas fisik teratur dengan intensitas dan durasi sedang, dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan kadar insulin yang bersirkulasi. "Latihan ini dilakukan untuk mengoptimalkan kondisi metabolisme,” pungkasnya.

Baca juga: Cegah Covid-19, ITB Bikin Pelindung Wajah 3in1

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com