"Jadi kemungkinan shalat tarawih bisa dilakukan di rumah masing-masing. Termasuk buka puasanya. Karena ada pembatasan itu, ya berpengaruh pada euforia buka puasanya," tutur Gentha.
Padahal, buka puasa bersama terutama dengan sesama mahasiswa asal Indonesia serta diaspora (perantau) bisa menjadi obat rasa kangen dengan Indonesia.
Saat ditanya makanan apa yang akan dijadikan menu sahur dan buka puasa, Gentha memberi jawaban bahwa ada beberapa menu khas Ceko yang masuk dalam daftarnya.
Apa saja itu? Dia mengatakan kalau menu khas Ceko ialah:
Baca juga: PPI United Kingdom: Adanya PPPK, Guru Honorer Harus Lebih Sejahtera
"Saya bisa buat Karbanátek. Itu semacam burger dan biasanya saya bikin burger ikan atau ayam atau meat patty dari beef," ucapnya sambil tertawa.
Karena tak bisa buka bersama, dia ingin memasak sendiri menu-menunya. Misalnya saja dengan bahan baku ayam, maka daging ayam itu bisa diolah jadi berbagai macam olahan.
Bisa dibumbu kare, bisa digoreng, goreng tepung, atau dibuat nasi goreng ayam. Bisa pula dengan bahan daging sapi.
"Menu buka puasa bisa dengan minum sirup, makan kurma, gorengan, serta pisang. Sedangkan menu beratnya bisa ayam goreng, daging, sop daging, dan sop ayam," katanya.
Namun, Gentha sebagai alumnus S1 dan S2 IPB University ini tak mau itu-itu saja menunya. Untuk itulah, dia ingin memasak menu khas Ceko dan jadi menu buka atau sahur.
Menu-menu yang bakal dia buat itu antara lain:
"Saya ingin buat menu khas Ceko untuk berbuka. Tiga menu itu yang mungkin akan saya jadikan untuk menu sahur dan berbuka," tuturnya.
Baca juga: 4 Rekomendasi PPI Dunia Perbaikan Peta Jalan Pendidikan
Terkait aktivitasnya di Perhimpunan Pelajar Indonesia, Gentha juga dipercaya sebagai PJ PPI Dunia Kawasan Amerika dan Eropa Support.
Di Ceko, menurutnya ada sekitar 31 mahasiswa. Terdiri dari: