Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Dukung Industri Animasi, Kemendikbud Topang SDM Unggul dengan Perkuat SMK

Kompas.com - 12/04/2021, 19:25 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto mengatakan, dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten untuk mendukung untuk mendukung industri animasi yang kreatif.

Oleh karena itu, pihaknya pun siap mendukung pengembangan pendidikan vokasi di kawasan-kawasan industri.

“Di Jawa Timur, kami bekerja sama dengan KEK Shingasari. Kami akan memperkuat SMK-SMK yang existing di sekitar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sebagai penopang SDM yang unggul,” ungkapnya.

Dia mengatakan itu dalam forum group discussion (FGD) pendirian SMK Animasi Super dan Pembentukan Rantai Nilai antara pendidikan vokasi dan dunia kerja bidang animasi di Indonesia, serta penerapan Common ASEAN Tourism Curriculum (CATC) bagi SMK di Kota Malang, Sabtu (10/4/2021).

Baca juga: Kemendikbud: SMK dan Perguruan Tinggi Vokasi Makin Diminati Masyarakat

Wikan mengatakan, dunia animasi di Indonesia masih belum berkembang secara maksimal. Salah satunya karena kurangnya SDM yang menjadi kendala terbesar dari perkembangan dunia animasi di Indonesia.

Oleh karenanya, perlu penguatan “link and match” antara satuan pendidikan vokasi dengan dunia kerja bidang animasi di Indonesia.

Wikan pun menyatakan komitmennya untuk selalu mendukung upaya meningkatkan kualitas pembelajaran SMK melalui penyelarasan dan kemitraan strategis dengan dunia usaha/dunia industri.

Salah satunya adalah implementasi CATC yang telah dimulai sejak tahun 2018.

Penerapan CATC diawali oleh 11 SMK pilot project yang harapannya dapat mengimbas kepada seluruh SMK bidang pariwisata di seluruh Indonesia.

Baca juga: Dirjen Dikti: Peleburan Kemenristek-Kemendikbud Kembalikan Marwah Pendidikan Tinggi

“Agar nantinya proses ‘link and match’ antara satuan pendidikan vokasi dengan dunia kerja dapat berjalan selaras, maka perlu pembentukan justifikasi peran masing-masing, baik pihak kementerian, pemerintah daerah selaku pembina SMK, dan dunia kerja di seluruh Indonesia,” terangnya.

Senada, Direktur Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) Ahmad Saufi turut menyampaikan catatan KEK melalui data Asosiasi Game Indonesia (AGI).

Dia memaparkan, pemain industri gim nasional masih sangat sedikit, yaitu hanya ada 15 perusahaan dan 135 tim developer di Indonesia.

“Untuk dapat memaksimalkan hal ini, perlu diwujudkan suatu bentuk ekosistem yang saling mendukung antara satuan pendidikan vokasi, dunia kerja bidang animasi, dan dukungan optimal dari pemerintah pusat dan daerah,” katanya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Baca juga: Dirjen Pendidikan Vokasi: Kurangnya SDM Jadi Kendala Dunia Animasi Indonesia

Saufi menambahkan, untuk lebih meningkatkan kompetensi lulusan pendidikan vokasi pada bidang animasi, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian, antara lain kurikulum, pelaksanaan praktik kerja lapangan, penyediaan infrastruktur, dan sertifikasi yang didukung oleh dunia kerja.

“Melalui kegiatan FGD ini diharapkan akan ada penguatan melalui komitmen bersama untuk mendukung link and match satuan pendidikan vokasi, khususnya SMK dengan dunia kerja bidang animasi yang lebih baik lagi,” jelasnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com