KOMPAS.com - Sekolah tatap muka secara terbatas menjadi momentum untuk kembalikan semangat belajar para siswa di Indonesia.
Setelah satu tahun lebih melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Baca juga: Mendikbud: Jangan Paksa Orangtua Agar Siswa Jalani Sekolah Tatap Muka
"Pembelajaran tatap muka terbatas menjadi suatu momentum untuk mengembalikan semangat belajar kembali," ucap Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf, melansir laman GTK Kemendikbud, Selasa (6/4/2021).
Dede berharap, jangan sampai anak-anak Indonesia terlalu asyik di rumah. Pada akhirnya mereka kehilangan kesempatan untuk sekolah.
Dia menyebut, perlu koordinasi semua pihak dalam menjalankan sekolah tatap muka secara terbatas.
Dede juga mengimbau rekan-rekan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) untuk selalu melakukan pengawasan dalam pelaksanaan sekolah tatap muka terbatas.
"Kami juga mengharapkan ada pantauan dari teman-teman DPRD di daerah untuk lebih aktif melakukan fungsi controlling dan pengawasan," jelasnya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim pernah menyatakan, sekolah tatap muka memang sulit untuk digantikan dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Hal itu dikarenakan banyak sekali dampak negatif yang berkepanjangan dengan dilakukannya PJJ, seperti putus sekolah, penurunan capaian belajar, kekerasan pada anak, dan sebagainya.
Baca juga: Mendikbud: Sekolah Tatap Muka Tidak Bisa Digantikan
"Memang PJJ untuk kesehatan dan keselamatan serta tumbuh kembang dan hak anak. Tapi, manfaat sekolah tatap muka kenyataannya sulit untuk digantikan dengan PJJ," ucap Nadiem.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.