KOMPAS.com - Direktorat Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah melakukan survei kesiapan pembelajaran tatap muka (PTM) di satuan pendidikan pada masa pandemi Covid-19.
Survei Direktorat SD Kemendikbud dilakukan untuk mengetahui kesiapan sekolah dasar dalam melaksanakan sekolah tatap muka sesuai SKB Empat Menteri.
Survei dilakukan setelah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Menteri Kesehatan (Menkes), dan Menteri Agama (Menag) mengumumkan tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.
Baca juga: Targetkan 17,9 Juta Siswa, Ini Cara Daftar KIP Sekolah SD-SMA 2021
Menurutnya, pembelajaran tatap muka harus dilakukan setelah semua guru mendapatkan vaksinasi Covid-19. Pasalnya, PJJ berkepanjangan berpotensi menimbulkan dampak sosial yang negatif, seperti putus sekolah, penurunan capaian belajar hingga kekerasan pada anak dan risiko eksternal lainnya.
"Di Indonesia muncul tren anak putus sekolah, penurunan pencapaian pembelajaran, di mana akses dan kualitas pembelajaran tidak tercapai dan menimbulkan kesenjangan ekonomi lebih besar," kata Nadiem Makarim dalam paparan SKB 4 Menteri yang disiarkan langsung di kanal Youtube Kemendikbud, Selasa (30/3/2021).
Melalui survei, Direktorat Sekolah Dasar menyatakan ingin mendorong dinas pendidikan kabupaten/kota dan juga sekolah memenuhi daftar periksa kesiapan PTM. Termasuk untuk mengetahui kesiapan sekolah dasar dalam melaksanakan sekolah tatap muka sesuai SKB Empat Menteri.
Baca juga: Setelah Semua Guru Divaksin, Sekolah Wajib Tatap Muka Juli 2021
“Daftar periksa ini penting dipenuhi sebelum PTM dilaksanakan. Supaya protokol kesehatan benar-benar dijalankan, dan warga sekolah aman dalam melaksanakan PTM,” kata Direktur Sekolah Dasar Sri Wahyuningsih, seperti dirangkum dari laman Direktorat Sekolah Dasar Kemendikbud, Senin (5/4/2021).
Direktorat Sekolah Dasar menurunkan pegawai dari semua fungsi untuk melakukan survei langsung ke sekolah. Objek sasarannya adalah kepala sekolah, guru, wali murid, peserta didik dan dinas pendidikan yang tersebar di 46 kabupaten/kota yang mewakili seluruh wilayah Indonesia.
Terdapat 591 responden yang terdiri dari 128 Guru, 138 siswa, 139 wali murid, 140 kepala sekolah dan 46 dinas pendidikan kabupaten/kota.
Hasil survei mendapati Sekolah Dasar (SD) yang sudah melaksanakan PTM sebanyak 78,3 persen. Sekolah yang melaksanakan PTM di luar sekolah sebanyak 57,8 persen, sementara sekolah yang tidak melaksanakan PTM di luar sekolah mencapai angka 42,2 persen.
Baca juga: Sekolah Tatap Muka Juli 2021: Siswa Dibatasi hingga Sistem “Shifting”
Terkait persiapan PTM di sekolah, sekolah sudah melakukan panduan pelaksanaan PTM di satuan pendidikan sebanyak 91,3 persen dan sekolah yang belum melakukan sebanyak 8,7.
Sebanyak 80,4 persen kepala sekolah dan komite didapati sudah melakukan kesepakatan untuk melakukan PTM, sebanyak 17,4 persen belum melakukannya, dan 2,20 persen tidak mengetahui terkait PTM.
Terkait pemenuhan daftar periksa sebagai salah satu syarat PTM, sebanyak 99 persen sekolah sudah menyiapkan ruang yang layak dan bersih.
Lalu, 96 persen dari responden sekolah juga sudah melakukan pembersihan ruangan dengan desinfektan, 98 persen sekolah sudah melakukan pembersihan toilet secara berkala. Sementara 4 persen lainnya tidak melakukan.
Sebanyak 97 persen sekolah memiliki ventilasi ruangan yang baik, sementara 3 persen sekolah tidak memilikinya.
Baca juga: Indofood Buka Lowongan Kerja 2021 untuk Lulusan SMA, D3-S1
Terkait penyiapan fasilitas mencuci tangan, 99 persen sekolah memiliki sanitasi yang dialiri air bersih dengan baik, 1 persennya tidak memiliki aliran air bersih yang baik.
Kemudian 98 persen sekolah sudah memiliki thermogun dan 77 persen sekolah sudah menyiapkan petunjuk jarak aman pada tempat tertentu.
Tidak kalah pentingnya, hasil survei menunjukkan ada sebanyak 70 persen sekolah yang sudah menyiapkan ruang UKS dengan alat pelindung diri (APD).
Sebanyak 73 persen sekolah sudah memiliki data siswa komorbid dan 27 persen tidak memiliki data tersebut.
Dari survei ini diketahui bahwa sekolah telah berupaya menyiapkan kegiatan PTM dengan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, membentuk satuan tugas Covid-19, menguatkan pelaksanaan protokol kesehatan, dan melakukan sosialisasi kebiasaan baru.
Baca juga: BUMN Bank Mandiri Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA, D3, S1-S2
Namun hanya sebagian kecil yaitu 42 persen sekolah yang telah menyiapkan transportasi khusus ke pusat layanan kesehatan.
Ini berkaitan dengan kemampuan pendanaan sekolah dalam menyediakan kendaraan khusus. Sehingga sebagian besar sekolah memilih berkoordinasi dengan puskesmas dan satgas Covid-19 setempat terkait penyiapan transportasi khusus ke pusat layanan kesehatan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.