Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Konsultan hingga Food Writer, Ini Prospek Kerja Gizi Kesehatan

Kompas.com - 04/04/2021, 12:51 WIB
Mahar Prastiwi,
Albertus Adit

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Jika kamu ingin mempelajari lebih dalam tentang makanan dan kandungan gizinya, jurusan Gizi Kesehatan bisa dijadikan pertimbangan.

Sama seperti profesi tenaga kesehatan lainnya, lulusan Gizi Kesehatan juga memiliki prospek kerja yang terbuka lebar.

Jurusan Gizi Kesehatan ada di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2020, jurusan ini diminati oleh 1.324 orang. Sedangkan daya tampung dalam SBMPTN 2021 hanya 35 kursi saja.

Selain bisa bekerja di rumah sakit, menjadi seorang ahli gizi juga bisa menjadi seorang konsultan diet hingga food writer.

Baca juga: Calon Mahasiswa, Ini Syarat Jalur SPMB Mandiri di Unsoed

Nutritionist bisa jadi pilihan karier

Menurut alumni UGM, Ineka Andi Tabita, menjadi nutritionist adalah salah satu pilihan karier yang tepat bagi lulusan Gizi Kesehatan.

Tabita mengaku, sejak dulu memang tertarik mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan makanan. Setelah lulus, dia mengawali kariernya sebagai nutritionist di sebuah rumah sakit. Selain itu, ada berbagai tantangan yang dihadapi sebagai fresh graduate.

"Namun, rasa lelah yang diperoleh terbayar dengan banyaknya pengalaman yang didapatkan. Mulai dari ahli gizi untuk rawat inap, rawat jalan, chef, hingga marketing," kata Tabita seperti dikutip dari laman kagama.co, Minggu (4/4/2021).

Baca juga: Jadi Mahasiswa Unair Termuda, Ini Tips Sukses SNMPTN ala Hasna

Bahkan setelah lulus, Tabita juga pernah mengicipi bekerja sebagai freelance membantu beberapa perusahaan tertentu untuk menjelaskan produk mereka kepada publik.

"Bahkan sebetulnya saya bisa mengerjakan apa saja yang bisa memberi penghasilan," imbuh pemilik sebuah klinik diet dengan terapi berbasis makanan dan edukasi kesehatan ini.

Peluang kerja lulusan gizi terbuka lebar

Mengutip data dari The International Confederation of Dietetic Associations (ICDA), profesi nutritionist semakin berkembang sampai 50 persen pada 2016 hingga sekarang.

Sedangkan dari Indonesian Bureau of Labour Statistic, pada rentang 2012-2022 peluang bekerja sebagai nutrisionist di Indonesia sekitar 21 persen.

Tabita menambahkan, selain bekerja sebagai nutritionist, ia juga pernah menjadi pembicara, konsultan diet hingga food writer.

Tabita mengajak para nutritionist jangan berputus asa menjalankan pekerjaan sebagai freelancer.

Baca juga: Pakar Unair Bagikan Tips Investasi bagi Pemula

Menurutnya, justru freelancer memberikan kesempatan lebih luas untuk belajar, membangun jejaring, dan mendapatkan penghasilan lebih banyak. Selain itu hard skill dan soft skill juga perlahan terasah dengan baik.

Bisa membuka usaha

Menjadi seorang nutritionist, juga membuka kesempatan kamu membuka usaha klinik diet. Tabita mengajak teman-temannya sesama ahli gizi untuk bersama-sama membangun usaha klinik diet sendiri.

"Klinik kami membuka konsultasi secara langsung di berbagai tempat. Seperti rumah sakit, klinik, dan sebagainya," imbuhnya.

Baca juga: Daftar PTN Jurusan Fashion Desain dan Prospek Kerjanya

Tabita dan teman-teman juga menjadi freelancer untuk beberapa komunitas. Seorang nutritionist itu bekerja di mana saja. Bisa bergerak di industri hiburan, penelitian, food service, coach, konsultan, komunitas, olahraga, klinikal.

"Kalau sekarang kita belum mendapatkan pekerjaan yang kita inginkan, mungkin 3-4 tahun lagi kita akan mendapatkannya. Teruslah berpikir kreatif dan keluarkan semua potensi yang dimiliki, lalu jadikan hasilnya sebagai produk atau modal. Modal tidak selalu dalam bentuk uang, tetapi bisa berupa jejaring dan ide-ide," tegas Tabita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com