Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/03/2021, 14:21 WIB
Mahar Prastiwi,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sudah satu tahun pemerintah memberlakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) karena adanya pandemi Covid-19. Bagi pelajar yang tinggal di perkotaan, belajar di rumah tentu tak menjadi persoalan karenan jaringan internet pasti ada.

Namun bagi anak-anak yang tinggal di daerah pelosok, belajar di rumah menjadi sebuah cerita yang berbeda. Apalagi Indonesia memiliki wilayah yang luas dan belum semua terjangkau teknologi dan sambungan internet. Terutama di daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T).

Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar, dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Sesditjen Paudasmen Kemendikbud), Sutanto mengatakan, PJJ merupakan suatu adaptasi yang mau tidak mau diadakan di masa pandemi ini.

Ada wilayah dengan keterbatasan infrastruktur

Sutanto tak menampik banyak daerah masih belum tersentuh teknologi dan infrastruktur. Sehingga dalam pelaksanaan PJJ masih mengalami kendala.

Untuk mengatasi hal tersebut, Kemendikbud telah menyediakan beberapa program seperti berikut:

1. Bantuan bahan ajar berbentuk elektronik agar dapat diunduh.

2. Modul bentuk fisik yang dapat dipakai belajar di daerah tanpa listrik. Modul ini khusus untuk wilayah yang masih mengalami keterbatasan infrastruktur.

Baca juga: Tips Bacakan Buku Anak Sesuai Usia Mereka

Ribuan siswa di Belu kesulitan PJJ

Direktur Sekolah Dasar, Ditjen Pauddasmen, Sri Wahyuni mengungkapkan, salah satu daerah yang mengalami kesulitan PJJ atau sekolah daring adalah Kabupaten Belu di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Kabupaten Belu belum terjangkau listrik dan jaringan internet. Terdapat 4.000 lebih siswa tersebar di 12 kecamatan yang tidak dapat mengakses PJJ. Sementara, PJJ luring membutuhkan modul pembelajaran yang sesuai bagi siswa, guru, dan orang tua," terang Sri seperti dikutip dari laman anggunpaud.kemdikbud.go.id, Minggu (7/3/2021).

Menurut Sri, jenjang SD menjadi yang paling terdampak akibat pelaksanaan PJJ. Pasalnya jumlah SD di NTT cukup banyak. Selain itu kemampuan masing-masing satuan pendidikan juga beragam sehingga butuh pendampingan.

Baca juga: Anak Indonesia Kurang Minum Air Putih, Pendidik PAUD Perlu Lakukan Ini

Bekerjasama dengan swasta

Kemendikbud terus berupaya meringankan beban pembelajaran di berbagai daerah. Termasuk berkolaborasi dengan masyarakat dan pihak swasta untuk meminimalkan risiko hilangnya minat belajar (loss of learning) pada siswa akibat pandemi Covid-19.

Agar PJJ secara luring (offline) lebih optimal, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud menjalin kemitraan berupa Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan PT Sarihusada Generasi Mahardhika dan PT Tirta Investama, sebagai representasi dari Danone Indonesia.

Kerjasama ini khususnya terkait pemberian modul pendidikan jarak jauh luar jaringan jenjang Sekolah Dasar bagi siswa, guru, dan orangtua yang akan didistribusikan di Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

"Modul ini sangat bermanfaat bagi anak-anak kita di sana. Kami juga berharap, pemberian modul semacam ini dapat diperluas ke daerah dan jenjang lainnya," papar Sutanto.

Vice President General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto mengungkapkan, pihaknya telah menggandakan sebanyak 33.480 buah modul pembelajaran untuk pendidikan jenjang SD. Bagi peserta didik, guru, dan orang tua dan akan didistribusikan untuk 12 kecamatan yang ada di Kabupaten Belu, Provinsi NTT.

Baca juga: Kenalkan Konsep Ekonomi pada Anak dengan 5 Permainan Ini

Selain itu, Danone Indonesia juga memperkaya program edukasi dengan memberikan materi tambahan untuk anak-anak, guru dan orang tua, yang mencakup berbagai tema. Mulai dari tema hidrasi sehat, pengembangan potensi peserta didik, gizi seimbang, dan pengolahan sampah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com