Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Growth Center
Powered by Kompas Gramedia

Sebagai bagian dari KOMPAS GRAMEDIA, Growth Center adalah ekosistem solusi yang memfasilitasi pertumbuhan organisasi dan individu untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka. Growth Center hadir untuk menjadi teman bertumbuh dalam mempercepat pertumbuhan dan transformasi melalui solusi sumber daya manusia berbasis teknologi yang teruji secara saintifik berdampak.

Kami meningkatkan pertumbuhan para individu melalui proses siklus yang berkelanjutan dari menemukan jati diri (discovery) hingga menyediakan pengembangan (development) yang diperlukan. Semua ini hadir dalam produk kami, Kognisi Discovery dan Kognisi Development untuk memfasilitasi individu untuk mengenal dirinya sendiri dan berkembang sesuai dengan keunikan (idiosyncrasy) mereka.

Silakan kunjungi situs kami www.growthcenter.id dan info kolaborasi lebih lanjut bisa kirim surel ke info@growthcenter.id.

 

Grit, Pilar untuk Meraih Sukses

Kompas.com - 05/03/2021, 10:55 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Arki Sudito dan Doan Adikara Simanullang*

KOMPAS.com - Kegigihan atau grit memang tidak bisa dilepaskan dari pola pikir. Keduanya menjadi faktor internal yang menentukan kesuksesan seseorang.

Siapa yang tidak kenal JK Rowling, penulis serial novel Harry Potter? Tidak hanya laris, kesuksesan buku Harry Potter berlanjut hingga ke layar lebar, membuat Rowling menjadi salah satu orang terkaya di dunia.

Saat sedang menulis "Harry Potter", kehidupan rumah tangganya hancur dan harus mengurus putri kecilnya sendirian dengan ekonomi pas-pasan. Sebelum menerbitkan Harry Potter, Rowling yang sudah menulis sejak umur enam tahun, sempat ditolak sebanyak 12 kali oleh penerbit.

Begitu pula dengan Jose Mourinho, "The Special One", salah satu pelatih sepak bola andal yang sering membawa timnya mendapat trofi. Sebenarnya, dia bercita-cita ingin menjadi pemain sepak bola dan sudah berlatih keras untuk itu namun tidak kesampaian.

Dia sempat kuliah di fakultas ekonomi namun berhenti karena hasratnya pada dunia sepak bola terus membara. Singkat cerita, dia akhirnya memilih untuk kuliah di bidang olahraga.

Kemudian ia mengambil sertifikasi pelatih, dipercaya menjadi asisten pelatih, meningkat menjadi pelatih tim junior sampai akhirnya dipercaya menjadi pelatih divisi utama (Premier League).

Lalu bagaimana dengan Jeff Bezos, pendiri Amazon dan salah satu orang terkaya dunia? Dia sudah kenyang jatuh bangun membangun bisnis di internet. Beragam idenya kandas membuat dia rugi miliaran dolar.

Dia sempat membuat sebuah situs pelelangan Amazon Auctions dan mendirikan situs perbelanjaan zShops. Namun, dari kegagalan-kegagalan itulah, dia akhirnya sukses membangun Amazon Marketplace.

Apa sebenarnya kunci kesuksesan mereka? Sylvia Duckworth, seorang sketchnoter, pelatih, dan inovator bersertifikat Google, menjawabnya dalam sebuah ilustrasi yang dinamakan The Iceberg Illusion.

Dalam ilustrasi itu, diperlihatkan bahwa orang hanya melihat kesuksesan, kekayaan, gelar, atau jabatan yang tinggi. Padahal di balik semua itu ada kegigihan, kerja keras, pengorbanan, dan kekecewaan.

JK Rowling, Jose Mourinho, dan Jeff Bezos, menjadi beberapa contoh dari banyak nama yang berhasil berkat kegigihan mereka.

Apa sebenarnya arti grit atau kegigihan?

Dalam pengertian sederhana, kegigihan adalah ketahanan dan keuletan seseorang dalam menghadapi serta mengatasi kesulitan hidup dan kemampuan bangkit dari kegagalan.

Seorang profesor psikologi di University of Pennsylvania, Angela Duckworth, memperkenalkan konsep Grit, untuk menjelaskan kegigihan yang dimiliki oleh seseorang ketika tengah melakukan sesuatu.

Dia meyakini bahwa IQ (intelligence quotient) bukan satu-satunya kunci kesuksesan, bukan pula bakat, namun grit (kegigihan) jauh lebih memiliki peran penting dalam memprediksi kesuksesan jangka panjang seseorang.

Dia menyebutkan bahwa seseorang yang memiliki kegigihan akan mengerjakan sesuatu dengan penuh perhatian sehingga dia akan loyal terus untuk mengerjakannya. Orang dengan kegigihan tak hanya jatuh cinta pada apa yang dia kerjakan, tapi terus mencintai apa yang dia kerjakan.

Sebuah studi yang dilakukan UBS dan PricewaterhouseCoopers (PwC), sebagaimana dilansir dari Business Insider (2019), menemukan bahwa kecerdasan bukanlah kunci kesuksesan utama para miliarder.

Dalam laporannya yang bertajuk 2019 Billionaires Report, ada tiga hal yang menjadi kunci kesuksesan para miliarder.

Pertama, mereka memiliki minat yang tinggi untuk mengambil risiko secara cerdas. Kedua, mereka fokus dalam bisnis yang membuat mereka melihat peluang bisnis yang tak dilihat orang lain. Terakhir, mereka memiliki kegigihan serta keteguhan yang tinggi.

Dalam bukunya berjudul Grit - Why Passion and Resilience are The Secrets to Success, Angela Duckworth menyatakan bahwa individu dengan kegigihan (grit) tinggi, ketika dihadapkan dengan perasaan kecewa dan bosan pada sesuatu, tidak akan mengubah haluan atau memilih mundur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com