Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Unair: 4 Cara untuk Meminimalisasi Risiko Asap Rokok

Kompas.com - 26/02/2021, 08:00 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Konsumsi rokok di Indonesia cukup tinggi meski dampak dari rokok, berpengaruh besar bagi kesehatan.

Dilansir dari Tobacco Atlas, Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah konsumsi rokok terbanyak di dunia. Yaitu 173 miliar batang pada tahun 2006.

Itupun, meningkat secara signifikan menjadi 316 miliar batang pada tahun 2018. Dengan jumlah yang fantastis tersebut, paparan asap rokok telah mengancam 75 persen penduduk Indonesia sebagai perokok pasif.

Baca juga: Peneliti Unair: Madu dari Lebah Ini Bantu Atasi Osteoporosis

Melansir dari laman resmi Unair, Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) Siti Rahayu Nadhiroh dan Wanita Indonesia Tanpa Tembakau (WITT) Jawa Timur, Arie Soeripan ada beberapa tips agar terhindar dari paparan asap rokok.

Pasalnya, rokok diketahui menjadi faktor risiko utama empat penyakit tidak menular paling banyak. Di antaranya pembuluh darah, diabetes, kanker, penyakit paru obstruktif kronis, hingga penyakit jantung.

Dari diskusi bersama keduanya, rokok juga mampu mengakibatkan gangguan proses kognitif pada otak bagian depan. Atau yang dalam bahasa medis disebut prefrontal cortex.

“Semakin lama menjalani kebiasaan rokok, maka semakin luas penurunan fungsi prefrontal cortex. Ini bersifat progresif dan dibawa hingga dewasa,” kata Nadhiroh.

Baca juga: Guru Besar IPB Temukan Formula Minuman Penurun Gula Darah

Ia juga menyebut, asap rokok menjadi ancaman bagi tumbuh kembang balita. Menurut Nadhiroh, keberadaan kadmium dalam asap rokok dapat mengganggu keseimbangan kadmium-zinc dan kadmium-kalsium dalam tubuh.

Sehingga mengakibatkan hambatan pembentukan tulang dan memperlambat pertumbuhan panjang badan.

“Paparan asap rokok, baik selama masa kehamilan maupun selama masa tumbuh kembang anak, berhubungan dengan risiko stunting. Khususnya pada negara dengan pendapatan menengah ke bawah,” terangnya.

Lantas, mengapa asap rokok berbahaya bagi kesehatan? lebih lanjut, Arie Soeripan menjelaskan asap yang dihirup oleh perokok pasif turut menyerap lebih dari 4.000 senyawa kimia.

Dari 250 jenis di antaranya dikenal sangat beracun. Parahnya, lebih dari 50 jenisnya ini dapat memicu kanker.

Baca juga: Cara Ampuh Usir Tikus di Rumah ala Ahli Tikus IPB

“Terlebih lagi, paparan asap rokok tidak melalui filter. Sehingga menyebabkan gangguan kesehatan bagi yang terpapar,” ujarnya.

Sementara itu, World Health Organization (WHO) memperkirakan setidaknya terdapat 8 juta kematian yang disebabkan oleh asap rokok. Sebanyak 1,2 juta kasus di antaranya terjadi pada perokok pasif.

Menurut Arie Soeripan, terdapat sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk menghindari paparan asap rokok. Di antaranya sebagai berikut:

1. Mencoba tidak berada di sekitar orang yang merokok.

2. Selalu menggunakan masker.

3. Rutin mengonsumsi air putih juga dianjurkan untuk membersihkan tenggorokan dan saluran pernapasan dari asap rokok.

4. Segera mengganti pakaian yang terpapar asap rokok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com