Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendikbud Dorong SMK Rangkul Perguruan Tinggi

Kompas.com - 15/02/2021, 11:13 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Mendikbud Nadiem Makarim berkunjung ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) swasta Pelayaran Ampari, Sorong, Papua Barat.

Saat berkujung ke sana, Nadiem mengaku link and match antara pendidikan vokasi dan industri tidak boleh berhenti.

Baca juga: Mendikbud: Perlu Inovasi demi Lestarikan Seni dan Budaya Papua Barat

Industri, kata Nadiem, juga harus menyerap lulusan SMK. Demi memuluskan langkah itu, perlu adanya dorongan dan bimbingan dari perguruan tinggi.

"Ini penting, karena SMK kerap kali kesulitan mencari mitra industri. Universitas yang bina SMK akan mudah menemukan mitra dengan industri," ucap Nadiem melansir laman Kemendikbud, Senin (15/2/2021).

Jangan sampai, bilang Nadiem, kemitraan SMK dengan industri hanya sebatas penandatanganan kerjasama saja.

Tak lupa, Mendikbud juga menekankan pentingnya asesmen nasional (AN) yang akan digelar tahun ini.

Nadiem menyatakan, AN diharapkan dapat mendorong kemampuan literasi dan numerasi para siswa SMK.

"Kemampuan berbicara yang lugas, memecahkan masalah, dan kecakapan numerasi bisa dibilang sangat penting dimiliki lulusan SMK jika ingin terserap di dunia kerja," ucap Mendikbud.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto menjelaskan, lulusan SMK dituntut tidak hanya mengusai keahlian yang bersifat teknis atau hard skill.

Namun juga dituntut soft skill seperti kedisiplinan, sikap, dan karakter.

Maka dari itu, Wikan meminta Politeknik Maritim Semarang (Polimarin) di masa mendatang bisa menjadi kakak pendamping bagi SMK Pelayaran Ampari.

Baca juga: Nadiem Makarim: Seleksi Guru PPPK Tidak Berdasarkan Lama Mengajar

"Itu demi menyusun kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri," sebut Wikan.

Dia berharap, SMK seluruh Indonesia tidak mengesampingkan pendidikan karakter, sehingga lulusan SMK bisa bersaing di dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja (Iduka).

"Karakter, kedisiplinan, dan sikap itu diciptakan dalam enam semester pembelajaran. Bisa saja dari enam semester itu, tiga semester dipelajari sambil magang," kata Wikan.

Banyak manfaat yang diperoleh

Untuk itu, Wikan mendorong cepat SMK agar bisa merangkul perguruan tinggi vokasi (PTV), baik dengan universitas yang memiliki program studi diploma maupun politeknik.

Kerjasama itu bertujuan membuka berbagai celah banyak manfaat yang lebih jauh, antara lain SMK Jalur Cepat dan program mentoring.

"Misalnya, mahasiswa D4 Alat Berat di UGM, bisa satu semester menjadi instruktur di SMKN 13 Kota Sorong. Dengan demikian, bisa terkuak potensi yang belum ketemu," tegas Wikan.

Wikan menambahkan, sebagai pemicu untuk meningkatkan link and match vokasi-industri, pemerintah juga menjanjikan insentif super tax deduction yang akan memberikan keuntungan bagi industri.

Baca juga: Tinjau Sorong, Mendikbud Ajak Guru Honorer Jadi PPPK

"Super tax deduction ini bisa menjadi pendanaan yang tidak ada batasnya," ucap Wikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com