Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Growth Center
Powered by Kompas Gramedia

Sebagai bagian dari KOMPAS GRAMEDIA, Growth Center adalah ekosistem solusi yang memfasilitasi pertumbuhan organisasi dan individu untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka. Growth Center hadir untuk menjadi teman bertumbuh dalam mempercepat pertumbuhan dan transformasi melalui solusi sumber daya manusia berbasis teknologi yang teruji secara saintifik berdampak.

Kami meningkatkan pertumbuhan para individu melalui proses siklus yang berkelanjutan dari menemukan jati diri (discovery) hingga menyediakan pengembangan (development) yang diperlukan. Semua ini hadir dalam produk kami, Kognisi Discovery dan Kognisi Development untuk memfasilitasi individu untuk mengenal dirinya sendiri dan berkembang sesuai dengan keunikan (idiosyncrasy) mereka.

Silakan kunjungi situs kami www.growthcenter.id dan info kolaborasi lebih lanjut bisa kirim surel ke info@growthcenter.id.

 

Kekuatan Pola Pikir, Fixed Mindset vs Growth Mindset

Kompas.com - 15/02/2021, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Andrea Lusi Anari*

TAHUKAH kamu, kekuatan pola pikir dapat mengubah aspek psikologis, dan akhirnya mengubah hidup seseorang?

Hal tersebut diungkapkan Dr Carol S Dweck, profesor di bidang psikologi dari Stanford University. Ia menyatakan bahwa kesuksesan tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan dan bakat, tetapi juga oleh pola pikir kita.

Pola pikir atau mindset, menurut Dweck, adalah persepsi diri atau self-theory yang diyakini seseorang tentang dirinya sendiri.

Baca juga: Growth Mindset, Mengelola Tantangan Saat New Normal

Dalam bukunya yang berjudul Mindset: Changing the Way You Think to Fulfil Your Potential, Dweck menyatakan bahwa ada dua jenis mindset, yaitu: fixed mindset dan growth mindset. Lalu, bagaimana kedua jenis pola pikir tersebut memengaruhi cara seseorang menjalani hidup?

Fixed mindset adalah pola pikir yang meyakini bahwa kualitas dasar diri, seperti intelegensi atau bakat, bersifat menetap.

Seseorang dengan fixed mindset percaya bahwa kemampuan untuk melakukan sesuatu dipengaruhi oleh faktor genetis atau bawaan. Mereka meyakini bahwa keterampilan dan keahlian bersifat terberi (given). Mereka juga menghargai hasil akhir yang bagus.

Sementara growth mindset adalah pola pikir yang meyakini bahwa kemampuan dasar dapat dikembangkan melalui kerja keras dan dedikasi, intelegensi, dan bakat hanya merupakan modal awal saja.

Seseorang dengan pola pikir ini meyakini bahwa keterampilan dan keahlian merupakan sesuatu yang bisa dibangun dan dikembangkan. Mereka sangat menghargai perbaikan proses.

Alhasil, akan ada perbedaan reaksi antara orang dengan fixed mindset dan growth mindset ketika menghadapi tantangan dan kegagalan dalam situasi tertentu.

Namun, fixed mindset dan growth mindset bukanlah suatu kondisi yang bersifat dikotomi, dan tidak dapat digeneralisasikan untuk semua situasi.

Baca juga: Penggunaan “Digital Payment” Diprediksi Semakin Meningkat di 2021

Mindset tidak bersifat genetik dan tidak bersifat permanen. Pada dasarnya, setiap orang memiliki percampuran dari kedua mindset ini. Dan seseorang dapat berubah secara ekstrem dari satu mindset ke mindset yang lainnya karena dipengaruhi oleh hal-hal yang terjadi di dalam hidupnya.

Seperti apa gambaran orang yang memiliki fixed mindset?

“Pintar!”

Pujian yang sering kita dengar saat seorang anak mendapatkan nilai sekolah yang bagus. Niat baik memberikan penghargaan belum tentu memberikan dampak positif bagi perkembangan pola pikir seseorang.

Apalagi bila pujian terus menerus diberikan untuk menghargai hasil akhir, dan bukan proses belajar atau kerja keras si anak.

Seseorang dengan fixed mindset menjadikan hasil akhir yang bagus sebagai ukuran keberhasilan yang menggambarkan identitas dirinya.

Mereka memiliki keyakinan bahwa keterampilan dan keahlian bersifat bawaan serta bersifat menetap atau tidak bisa diubah.

Oleh sebab itu, orang dengan fixed mindset tidak suka mengalami kegagalan. Kegagalan dalam mencapai hasil yang bagus dianggap sebagai konfirmasi atas kapabilitasnya. Kesalahan dan kegagalan, menurut mereka, menunjukkan ketidakmampuan mereka.

Hal tersebut menyebabkan orang dengan fixed mindset cenderung menghindari tantangan yang menurut mereka memberi peluang terjadinya kegagalan.

Oleh sebab itu, mereka lebih suka bermain di area zona nyaman - area yang mereka kuasai - sehingga dapat memberikan probabilitas keberhasilan yang lebih besar.

Mereka juga memandang upaya pengembangan diri adalah hal yang sia-sia, dan cenderung menganggap kritik atau masukan sebagai sebuah cara untuk menyerang pribadi mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com