Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rizal GSM: Pendidikan Indonesia Butuh Revolusi Pemikiran

Kompas.com - 11/02/2021, 12:20 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Penggagas Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), Muhammad Nur Rizal, menegaskan Indonesia perlu menciptakan renaisans guna mendorong revolusi pikir terhadap paradigma pendidikan.

Hal ini disampaikan Rizal dalam workshop "Penguatan Soft Skill melalui Gerakan Sekolah Menyenangkan" yang digelar GSM bersama Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV BMTI) pada Senin, 08/02/2021.

"Indonesia perlu menciptakan renaisans di bidang pendidikan. Revolusi pikir terhadap paradigma pendidikan harus sudah terjadi saat ini," tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut Rizal menyampaikan, menarik untuk dipahami bahwa ternyata tren global yang akan terjadi di masa akan datang membuat semakin banyak individu semakin berdaya (individual empowerment).

"Artinya, sebenarnya di masa depan akan banyak individu yang punya kesempatan akses ke informasi, pengetahuan dan sumber daya," jelasnya.

Baca juga: Mendobrak Pengajaran Dogmatis dengan Pendidikan Bernalar

 

Pemberdayaan individu

Hal ini dapat terjadi karena Rizal menilai nature dari teknologi yang mudah, murah dan cepat untuk diakses karena adanya cloud computing dan semakin beragamnya teknologi sehingga kesempatan setiap individu untuk akses informasi menjadi lebih luas.

"Akibat dari itu, sebenarnya semakin banyak individu dari kelas menengah yang taraf dan kualitas kehidupannya justru semakin meningkat di masa depan. Akses kesehatan dan pendidikan semakin membaik dan ekonomi semakin meningkat," ungkap Rizal.

Oleh karena akses terhadap pengetahuan, Rizal menambahkan, informasi dan sumber daya semakin meningkat, maka semakin banyak individu yang memiliki power.

"Artinya, tren yang akan terjadi di masa depan adalah terjadinya diffusion of power. Dulu power hanya dimiliki oleh segelintir penguasa dan elitis sehingga kontrol berasal dari pusat," kata Rizal.

Ia melanjutkan, "Namun, semakin ke depan, power akan tersebar ke individu-individu bahkan kelas menengah sehingga kelas menengah akan semakin meningkat di masa depan. Fenomena ini disebut dengan Global Middle Class."

Di satu sisi, berita ini adalah kabar baik karena semakin banyak orang yang level kehidupannya meningkat secara materi.

Di sisi lain, ini justru mendorong pergeseran tatanan, peradaban dan nature interaksi kehidupan manusia yang sangat fundamental dan seperti yang telah terjadi sebelum-sebelumnya.

"Pergeseran peradaban berpotensi menimbulkan gesekan konflik, instabilitas hingga berujung kekerasan apabila hal ini tidak diantisipasi," kata Rizal mengingatkan.

Selain itu, kualitas kehidupan yang meningkat juga memberikan efek semakin melebarnya ketimpangan karena semakin ketertinggalan individu kelas bawah yang tidak mendapatkan akses terhadap terknologi akibat permasalahan ekonomi atau kurangnya kapabilitas menggunakan teknologi.

Baca juga: UT Hongkong: Pendidikan Tinggi Kunci Tingkatkan Kualitas Pekerja Migran

Pendidikan berbasis keterampilan

Melihat potret pendidikan Indonesia yang masih cukup jauh menuju ke arah sana, Rizal berpandangan Indonesia membutuhkan renaissans di bidang pendidikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com