KOMPAS.com - Virus nipah masih asing terdengar di kuping masyarakat Indonesia. Padahal virus nipah ini sedang berkembang di Asia yang diakibatkan kelelawar pteropus.
Dosen Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Unair, Agung Dwi Wahyu Widodo mengatakan, kelelawar pteropus merupakan jenis kelelawar yang bisa ditemukan di Indonesia.
Baca juga: Pakar Unair: Virus Nipah Berpotensi Pandemi Jilid 2
Alhasil, tidak tertutup kemungkinan virus nipah akan berkembang di Indonesia dan menyebabkan masalah baru.
Virus nipah bisa menular dari hewan ke manusia, begitu juga sebaliknya.
"Jika dilihat dari letak geografisnya, Indonesia yang termasuk Asia Tenggara ini berdampak besar pada masuknya virus," ungkap Agung melansir laman Unair, Selasa (9/2/2021).
Agung mengaku, World Health Organization (WHO) juga telah menyebutkan jika kelelawar di Indonesia memiliki antibodi terhadap virus nipah.
"Jadi, sebenarnya mereka juga memiliki kesempatan menjadi sumber penularan virus," ucap dia.
Dia menjelaskan, dengan berkaca kejadian Covid-19 yang belum masuk ke Indonesia di Januari 2020. Tapi, virus itu langsung menyebar mulai Maret 2020.
Bahkan memasuki 2021, penyebaran virus Covid-19 belum mencapai titik akhir.
Karena itu, meski saat ini seluruh komponen tengah berjuang menghadapi Covid-19, persiapan dan pencegahan wabah virus nipah juga harus segera dilakukan.
Baca juga: Alasan Sinetron Ikatan Cinta Booming Menurut Pakar Unair
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.